Momong anak sambil jualan di toko :)
Ketika
kita berpikir out of the box, ternyata ada banyak peluang yang bisa kita raih
yang tak terbayangkan sebelumnya
Ketika
kita berani keluar dari zona nyaman, ada banyak marabahaya mengancam..namun
anehnya, kita menjadi kuat
Ketika
kita mau bersahabat dengan ketidakpastian, ternyata kepastian itu akan datang
dengan sendirinya
Quote-quote
diatas saya yakini sebagai mantra penguat saat akan melakukan suatu hal baru
dalam hidup saya. Seringkali, keraguan dan ketakutan lebih mendominasi pikiran
sehingga sukses menggagalkan diri sendiri dari segala rencana. Iya, saya butuh dopping motivasi untuk menguatkan. Untuk
meyakinkan diri sendiri bahwa kekuatan pikiran itu luar biasa ampuhnya.
Enam tahun yang lalu, saya
dan suami adalah seorang karyawan, buruh biasa di suatu perusahaan. Sepertiga
dari waktu hidup kami, habis untuk bekerja. Suami bekerja di pabrik, sedangkan
saya bekerja di suatu perusahaan jasa. Jadwal libur suami sesuai dengan
kalender Masehi, sedangkan jadwal libur saya adalah hari biasa selain hari
Minggu. Yap, hari Minggu adalah hari paling ramai di perusahaan saya bekerja,
jadi jika bisa libur di hari Minggu adalah kemewahan bagi saya.
Alhasil, saya sering
kucing-kucingan dengan suami. Bertemu hanya saat di malam hari seusai bekerja.
Saat saya off kerja, suami masuk. Saat ia libur di hari Minggu, saya bekerja.
Tak pernah bisa menikmati hari libur bersama kecuali salah satu ada yang cuti.
Dan itu, terus terang membuat saya lelah. Dan ini semakin kami rasakan saat
kami mempunyai anak. Kapan bisa barengan pergi libur ? Pergi malam hari anaknya
sudah keburu tidur. Huft..
Walau awalnya hal ini tak
terlalu kami permasalahkan, pada akhirnya kami berdua merindukan saat-saat
bersama. Merindukan libur bersama tanpa takut dipecat, tanpa takut dimarahi
bos, tanpa takut gaji tak cukup untuk hidup sehari-hari, dan tanpa takut
lain-lainnya.
Lalu, muncullah ide gila
itu. Kami berdua sepakat untuk resign
bareng, dan buka usaha bersama. Apa ? Senekad itu ? Disaat suami mulai
dipromosikan dan mendapat posisi cukup strategis di perusahaannya, dan disaat
saya mulai dinaikkan gajinya ? Yup..kami sudah bertekad !
Apa yang kami punya untuk
berani buka usaha sendiri ? Memangnya kami punya modal berapa ? Memangnya kami
sudah tahu seluk beluk bisnis ? Memangnya kami sudah tahu apa yang akan kami
kerjakan ? Jawabannya adalah : product
knowledge kami tentang bisnis nol besar, modal materi kami cuma uang di
tabungan sebesar 20 juta rupiah, tapi kami punya kemauan dan tekad untuk
berjuang demi suatu perubahan yang lebih baik.
Here
we go, kami memilih daerah pinggiran sebagai tempat usaha
kami. Bukan di kota besar. Anti mainstream
kan..? Memangnya dengan uang 20 juta rupiah bisa buka usaha apa ? Banyak yang
meragukan itu, termasuk kami pada awalnya. Antara yakin dan tak yakin, bisa nggak ya..? Tapi kami percaya, Tuhan
selalu beserta kami. Senantiasa memberkati langkah-langkah kami.
Dalam mimpi pun, kami tak
berani terlalu muluk. Namun apa yang kami lakukan, melampaui segala mimpi-mimpi
kami. Usaha kami dilancarkan, waktu untuk keluarga bisa lebih fleksibel. Saya
bebas melihat tumbuh kembang anak-anak saya setiap saat setiap waktu.
Kebetulan, tempat usaha dan rumah tinggal kami satu atap. Lantai atas sebagai
toko ban mobil dan onderdil, lantai bawah sebagai tempat tinggal. Jadi, saya
bisa memantau pekerjaan dan anak-anak sekaligus. Di sela-sela kesibukan sebagai
entrepeneur dan mom of two, saya juga bisa menyalurkan passion saya sebagai blogger.
Bukankah hidup ini begitu indah. Saya menikmati setiap waktu yang bisa saya
habiskan bersama keluarga.
O ya, di awal buka usaha perjalanan
usaha memang tidak mudah adanya. Peran saya dan suami sangat random. Kami belum mampu membayar
karyawan, semua kami kerjakan sendiri. Saya menjadi admin, kasir, marketing, debt collector, customer
service dan peran lain yang tak terduga. Semuanya harus bisa saya handle. Mau tak mau, saya harus belajar
untuk bisa. Pun, suami harus lihai menjadi teknisi, mencari suplier terbaik, marketing, customer service sekaligus
pimpinan dari usaha kami. Semuanya cukup mendebarkan namun mengasyikkan. Kami
memulai semuanya benar-benar dari nol. Suka dan duka benar-benar kami rasakan
bersama.
Pencapaian-pencapaian mulai
kami rasakan selangkah demi langkah. Semakin bersemangat ketika Bank mulai
mempercayai dengan memberikan pinjaman modal. Kami mulai bisa membayar karyawan
yang membantu pekerjaan kami. Pasar mulai bisa kami raih walaupun himpitan
kompetitor mulai terasa. Semuanya kami nikmati prosesnya. Segala hambatan dan
rintangan selalu kami atasi bersama. Menjaga konsistensi dan kepercayaan
pelanggan adalah motto usaha kami
yang harus selalu kami camkan. Tak bisa main-main dengan kepercayaan. Hancurlah
suatu bisnis jika kepercayaan sudah tidak ada.
Kami harus mau meninggakan
zona nyaman kami yang terima gaji setiap bulan saat jadi karyawan. Kami harus
mau bersahabat dengan ketidakpastian karena hari ini belum tentu seramai hari
kemarin atau sebaliknya. Kami harus mampu berpikir keluar dari kotak jika ingin
maju dan dianggap beda dari kompetitor. Kami harus proaktif mencari
inovasi-inovasi yang bisa memikat pelanggan kami. Semuanya adalah proses yang
harus kami lewati dan nikmati.
Percayalah, selalu ada jalan
jika kita mau berusaha. Selalu ada jalan jika kita tahu tujuan kita mau kemana.
Selalu ada kemudahan yang menyertai langkah-langkah kita bahkan dari hal yang
tidak kita sangka-sangka. Semuanya selalu penuh kejutan. Dan tentunya, membuat
hidup selalu penuh warna. Seperti bianglala.
Bertepatan dengan buka usaha
di tahun 2009 itulah, saya dan suami mulai belajar membuat blog. Masih blog
gratisan sampai sekarang. Suami membuat blog tentang usaha kami. Saya mulai
membuat blog pribadi. Jujur, tujuan utama membuat blog awalnya ingin mendapat penghasilan
dari Google adsense. Maka saya
semangat beternak blog ketika Google approved
permohonan adsense saya. Ada empat
blog yang saya kelola, semuanya saya pasang Google adsense. Harapannya, bisa
dapat dolar sebanyak mungkin...hahaha.. Apakah dari keempat blog itu update selalu..? Hm..kadang-kadang..(
kalau sempat )..hehehe..
Maunya sih, semua peran saya
sebagai istri, ibu, entrepeneur, blogger
semuanya bisa selaras dan seimbang. Tapi kenyataannya ? Tetaplah saya dengan
keterbatasan saya. Kemampuan saya ada batasannya. Semangat menyala, tapi tenaga
ngos-ngosan. Ya, saya tidak punya ART. Di sela-sela membantu suami di toko,
saya juga mengurus dua anak. Satu kelas
2 SD, satu lagi masih 22 bulan dan masih ASI. Jadi ya, antar jemput anak
sekolah sambil tetap terima telepon dari karyawan di toko, menyusui anak di
toko sudah biasa bagi saya. Yang penting semuanya bisa ke-handle. Walaupun kadang saya lelah namun tetap bahagia .. :)
Tak sengaja, saya mengenal
komunitas KEB dari sosial media teman. Lalu terpikatlah saya untuk ikut
bergabung. Dan..wow..senangnya saya ketika di approved oleh mak Sari Melati kala itu. Saya merasa diterima dan
mendapat rumah nyaman di Komunitas Emak Blogger ini. Di KEB, ada banyak cerita
yang mengingatkan bahwa saya tak sendiri. Ada banyak Ibu-ibu, dengan segala
kerempongannya mengurus rumah tangga, anak, suami dan bekerja..ternyata punya power untuk memaksimalkan segala potensi
dalam diri.
Pemenang lomba blog hampir semuanya member KEB :)
Saya selalu kagum dengan
sederet prestasi yang telah diukir dari emak-emak KEB ini. Menang lomba blog,
blognya laris manis dilirik brand,
diperhitungkan dalam acara-acara blogger, jadi buzzer, penulis buku, ghost
writer, writer content dan
sederet atribut prestise disandang
oleh emak-emak hebat ini.
Jujur saya akui, KEB
berperan besar dalam passion menulis
saya. Dengan blogwalking, saya
terpacu untuk giat menulis lagi. Saya termotivasi juga untuk berani ikut lomba
blog. Dari beberapa lomba blog yang saya ikuti, lumayanlah ada yang nyangkut
dapat hadiah hiburan. Melalui teman blogger dari KEB juga, saya dan anak saya
bisa masuk majalah Ayahbunda tentang testimoni ASI. Banyak hal yang bisa saya
dapatkan dari menjadi bagian komunitas KEB ini. Berupa materi ataupun ilmu,
semuanya memperkaya jiwa saya. Terasa sekali aura di KEB yang saling mendukung
antar member yang beragam itu, adem ayem dan jauh dari bullying. Dan saya merasa, di KEB ini tidak ada diskriminasi
sekalipun latar belakang membernya berbeda-beda. Perbedaan yang ada justru
menjadi kekayaan dari KEB. Sungguh, tiada kenyamanan terindah yang saya
dapatkan dari berbagai komunitas blogger selain KEB ini.
Saat dimuat di Majalah Ayahbunda :)
KEB menunjukkan kepada dunia
bahwa emak-emak tidak hanya bisa berkutat dengan bawang, daster dan gendong
anak saja. Emak jaman sekarang pun melek teknologi sehingga tak kalah dengan
anak gaul yang ngehits. Dan yang pasti, bisa menghasilkan sesuatu dari rumah
tanpa melupakan tugas dan tanggungjawab kodratnya. Hebat kan..? Juelasss..
Semakin bangga saya, ketika suatu
hari, ada customer di toko bilang
sama saya,”Mbak..masih suka blogging
ya..?”
“Lho..kok Mas tahu..,”kata Saya.
“Iya, saya tahu toko ini juga dari tulisan mbak di blog. Saya suka
baca-baca tulisan mbak..”
“Oh..”
Saya terpana. Ternyata
kegiatan blogging saya ada manfaatnya. Apa yang saya tulis, mungkin tidak
begitu penting bagi saya, ternyata bisa menghibur bagi orang lain. Saya semakin
percaya, apapun karya kita jika dilakukan dengan hati, pasti ada manfaatnya.
Mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat pasti. Mungkin bukan bagi kita, tapi
untuk orang lain. Pasti.
Selamat ulang tahun keempat
KEB. Teruslah berkarya, teruslah memotivasi jiwa-jiwa yang ragu seperti saya
untuk terus berkarya dengan hati. Terus meninggalkan jejak indah hingga
melegenda bagi anak cucu kita. Terus berprestasi dan mengukir sejarah. Tetap
rendah hati dan selalu update. Hidup
KEB ! KEB memang ter-muah di hati..I love You polll..