Pages

Saturday, December 4, 2010

Praaakkkk....!!!

Aku selalu tahu hitam putih tentangmu. Tahu pula bagaimana situasi hatimu setiap hari. Saat kamu tertawa, tersenyum atau menangis sendiri. Atau saat tiba-tiba kamu berteriak seolah-olah sedang memaki diriku. Ekspresimu selalu keluar tanpa pura-pura. Emosi yang natural, aku suka.

Seperti pagi ini, kamu membuka matamu pelan-pelan, menggeliat, melirik ke jam dinding. Olala..telat !! Bergegas kamu beranjak dari ranjang tidurmu dan menyempatkan dirimu menengokku sebentar. Ada kotoran di sudut matamu, rambut acak-acakan dan kamu menguap pula. Wah..aku tahu persis aroma nafas dan tubuhmu di pagi hari. Kamu sambar handuk di sudut kamar, yang bertengger di tiang jemuran kecil kemudian masuk ke kamar mandi. Aktivitas mandi kilat ala bebek segera dimulai.

Benar saja, di menit kelima, kamu sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuhmu. Amboi..betapa menggairahkannya dirimu dengan keadaan seperti itu. Lalu saat yang kutunggu datang, saat kau taruh handuk di jemuran, tubuhmu polos tanpa sehelai benang pun. Sekilas kamu mematut dirimu di hadapanku. Andai aku bisa bernafas, pasti aku akan memilih menahan nafasku barang sebentar. Kamu memang nyaris sempurna.

Lalu dengan tergesa kamu pakai baju favoritmu, celana jeans dan t-shirt ketat yang pas membalut tubuhmu. Wajahmu disapu dengan bedak bayi, dan sedikit lipstik warna peach teroles di bibirmu nan ranum. Jujur, hari ini kamu cantik luar biasa. Aku yakin semua lelaki di dunia ini akan sepakat dengan pendapatku ini.

Sekali lagi, kamu mematut penampilanmu di hadapanku. Memastikan tak ada lagi yang perlu dibenahi. Kamu tersenyum puas. Lalu sosokmu menghilang setelah bunyi pintu ditutup. Kembali aku sendiri dalam kesunyian di kamar kost-mu ini, menanti dirimu pulang seperti hari-hari kemarin.

***

Aku terkejut saat kamu datang dengan wajah yang kesal. Seorang lelaki membuntuti langkahmu dan ikut masuk ke kamar. Ah..ya..itu kekasihmu kan ? Laki-laki yang paling sering datang ke kamar kost-mu ini. Biasanya, kamu akan tertawa manja saat ada kekasihmu. Tapi kali ini tidak ada tawa. Laki-laki itu juga tampak begitu marah. Sepertinya kalian sedang bertengkar. Pertengkaran pertama yang aku lihat di kamar ini. Atau mungkin pertengkaran yang kesekian kali dengan setting di tempat lain ? Entahlah..aku tidak tahu.

Kamu beradu mulut dengan lelaki itu, yang aku belum begitu paham kemana arah pembicaraannya. Kamu teriak, lelaki itu balas berteriak seolah tidak peduli teman-teman kost yang lain akan mendengar. Sepertinya akan begitu heboh. Biasanya, aku melihatmu beradu mulut tanpa suara dengan kekasihmu, saling memberikan kehangatan. Kurasa hati kalian saat ini sedang berjarak sehingga perlu berteriak tidak seperti saat hati kalian dekat, cukup hanya dengan bisik-bisik manja.

Matamu berlinang air mata, sambil sesekali terisak..

“Abang jahat...,” ucapmu lirih diantara isakmu. Ada nada kepedihan yang dalam. Lelaki yang kamu puja selama ini telah menyakiti hatimu.

“Sudah aku bilang, aku tidak suka kamu pergi dengan laki-laki itu !”

“Abang tahu kan, dia teman kuliahku. Aku sedang bikin tugas dengannya. Harus berapa kali aku bilang, bang ?"

“Pokoknya aku tidak mau tahu apapun alasannya. Kamu tidak boleh pergi dengan laki-laki manapun tanpa seijinku !”

“Bukankah aku selalu memegang kepercayaan abang. Kejujuran seperti apalagi yang abang inginkan. Jangan cemburu buta, bang..”

“Kamu membantah saja. Apa perlu aku memukul kamu ?”

Kamu terperangah. Tidak menyangka kekasih yang kamu cintai tega berkata seperti itu. Sejenak keberanian bangkit dalam dirimu.

“Pukul, bang..ayo pukul aku untuk menunjukkan kejantananmu. Tak kusangka kamu tega berbuat senista itu. Semakin jelas bagiku abang siapa !”

Mata kekasihmu sangat merah. Tangannya sudah siap melayang ke arah wajahmu tapi kemudian berbalik ke arahku dan....”Prrraaaakkkk....” dalam sekejap tubuhku hancur berkeping-keping. Beberapa pecahan tubuhku menancap di tangan kekasihmu. Darah mengucur dari tangan kekasihmu.

Kamu tak percaya melihat serpihan-serpihan tubuhku. Antara bingung, kamu menatap kekasihmu dan merasa kehilangan atas hancurnya diriku. Sebelas tahun aku menemanimu berakhir sia-sia tanpa makna. Sebentar lagi aku akan terganti dengan yang lain. Tak kan mampu lagi aku melihat sosok indahmu. Benar katamu, kekasihmu jahat !

Pertanyaannya :

Siapakah aku ? Huehehe... ( iseng.com )

Tuesday, November 2, 2010

Balita Mengenal Kambing Hitam ?

Gambar dipinjam dari sini


Semalam anak saya, Andro mengompol. Untuk yang kesekian kali sejak setahun yang lalu tidak memakai pampers. Jarang-jarang mengompol sebenarnya, tapi beberapa minggu ini cukup sering dibandingkan biasanya. Mungkin akibat cuaca yang dingin ditambah hujan yang turun akhir-akhir ini, atau saya yang kadang lalai mengantarkannya ke kamar mandi saat dia terbangun di malam hari diantara kantuknya. Memang semalam Andro tidak terbangun seperti biasanya, tidur pun cukup nyenyak jadi saya tidak tega membangunkannya untuk sekedar pipis di kamar mandi, toh sebelumnya sudah pipis dulu sebelum tidur.

Tahu-tahu menjelang dini hari Andro terbangun sambil bilang,” Ganti celana..ganti celana..”

Ups..benar saja celana, baju dan kasur sudah bersimbah pipis yang baunya khas itu. Dengan mata yang enggan melek, segera saya bawa ke kamar mandi, ganti celananya setelah saya lap badannya dengan air bersih. Setelah itu..dua-duanya tertidur pulas kembali.

Saat bangun tidur, saya tanya kepada Andro,”Siapa yang ngompol semalam ?”

Andro menjawab dengan keras,”Idot...!”

Saya sudah menduga, akhir-akhir ini Andro selalu memakai nama Idot untuk keperluan tertentu. Setahu saya, tidak ada nama temannya yang bernama Idot.

“Siapa Idot ?”, tanya saya untuk yang kesekian kali.

Andro tidak menjawab. Wajahnya menatap saya ragu-ragu. Belakangan saya tahu, Andro selalu memakai nama Idot saat dia mengompol dan untuk hal-hal yang kurang baik lainnya.

Saat saya tanya :

“Siapa yang nakal ?” jawabnya :”Idot...”

“Siapa yang malas ?” jawabnya : Idot...”

“Siapa yang jelek ?” jawabnya : Idot....”

“Siapa yang ngeyel ? Jawabnya : “Idot..”


Tapi saat saya tanya :

“Siapa yang pintar ?” jawabnya :”Andro..”

“Siapa yang rajin ?” jawabnya : “Andro..”

“Siapa yang ganteng ?” jawabnya : “Andro..”

“Siapa yang baik ?” jawabnya :”Andro..”

Hm..saya geleng-geleng kepala. Siapa yang ngajarin ya ? Idot adalah nama khayalan sekaligus kambing hitamnya untuk yang jelek-jelek. Asumsi saya, dengan memakai nama Idot, Andro tidak akan kena marah. Saya jadi ingat, waktu kecil dulu juga punya tokoh khayalan si baik dan si jahat dalam diri saya. Kedua tokoh itu laksana si kembar yang berbeda karakter. Saya menamainya Lili untuk yang baik dan Popo untuk si jahat. Saya bermain sandiwara sendiri memerankan tokoh si Lili dan si Popo yang sedang bercakap-cakap. Aneh ? Mungkin..tapi saya rasa itulah cikal bakal imajinasi saya berkembang hingga sekarang.

Saya cukup senang di usianya yang ke-3 tahun ini Andro sudah bisa membedakan yang baik dan yang buruk secara sederhana. Tapi saya tidak ingin, Idot selalu menjadi kambing hitam dan obyek tertuduh atas segala perbuatan buruknya. Saya ingin Andro mengakui secara jujur perbuatannya baik buruk atau baik. Istilahnya jangan sampai lempar batu sembunyi tangan dan berbohong. Bisa bahaya...

Memang tidak mudah untuk menjelaskannya secara panjang lebar kepadanya yang masih kecil, tapi saya mencobanya pelan-pelan. Bahwa setiap perbuatan itu ada sebab akibat, resiko dan tanggung jawab. Kalau berbuat salah, coba untuk diperbaiki. Oh my God..baru saya sadari ternyata menjadi orang tua itu sangat tidak mudah.

Kali lain, saya ngetes Andro lagi dengan pertanyaan..

“Siapa yang ngompol ?

“Andro...”

“Bagus..mau mengaku..Idot kemana ?”

“Lagi di Yogya..”

“Andro dan Idot itu sama nggak ?”

“Sama..”

Ya Tuhan..betapa bahagianya saya, Engkau titipkan seorang anak yang sangat lucu ini..


Sunday, October 10, 2010

Misteri Angka 10-10-10


It’s mean 10 Oktober 2010. Ya, di tanggal ini ada makna khusus bagi banyak orang. Bayangkan, perlu menunggu waktu yang lama, paling tidak satu abad untuk bisa menyatukan tiga angka istimewa itu menjadi satu. Seperti saat tanggal 7 Juli 1997, yang disingkat menjadi 07-07-07, angka 10-10-10 juga laris manis dipilih sebagai hari istimewa melepas masa lajang. Lihat saja, gedung-gedung resepsi atau hotel-hotel sudah habis di-booking oleh para calon pengantin yang memilih tanggal ini sebagai hari istimewa mereka. Perlu waktu beberapa bulan bahkan mungkin setahun sebelumnya untuk bisa menjadi pemenang atas beberapa jam menempati gedung itu di pesta resepsinya. Tak masalah walaupun harus bayar beberapa kali lipat lebih mahal. Maklum, banyak yang minat sih..

Banyak harapan, dengan memilih angka 10-10-10 sebagai hari pernikahan akan terjadi keseimbangan, kesempurnaan ataupun kelanggengan yang mengikuti dalam biduk rumah tangganya kelak. Sejuta harapan, sejuta impian berawal dari sebuah sugesti angka. Bisa benar atau tidak tergantung dari niat menjalaninya.

Lain soal, saya akan mengajak Anda semua untuk bermain-main dengan angka 10 ini. Siapa diantara kita yang tidak suka mendapat nilai 10 dalam mata pelajaran saat duduk di bangku sekolah dulu ? Hampir pasti tidak ada yang menolak angka super ini sebagai nilai tertinggi, terkecuali ada aturan nilai 100 sebagai angka maksimal. Tapi kan angka dasarnya adalah 10, terserah nanti kalau mau dijadikan kelipatan berapa. Semua mendamba angka 10 dapat diraih sebagai lambang kesempurnaan.

Kemudian, saya setuju jika angka 10-10-10 ini bisa membuat saya berbahagia. Apa pasal ? Karena, kebetulan anak semata wayang saya, Andro merayakan ulang tahunnya yang ketiga di tanggal ini. Sebenarnya, tanpa lahir di tanggal inipun, Andro tetap istimewa bagi saya. Tapi suatu kebetulan ini, memberi saya semangat bahwa apa yang telah dikaruniakan Tuhan kepada saya sekeluarga adalah anugerah yang tak terbantahkan. Adalah keharusan bagi saya untuk selalu mensyukurinya. Mempunyai anak yang sehat, cerdas, berbudi pekerti yang baik adalah harapan setiap orang tua .

Dan , di tanggal ini pula genap setahun usaha saya dan suami berjualan ban dan onderdil mobil . Belum apa-apa, masih panjang perjalanan yang harus kami lalui. Masih banyak yang harus dipelajari dan berbenah di sana sini. Masih jauh dari sempurna, tapi kami mensyukurinya. Angka sepuluh adalah harapan dan mimpi, tapi kami tidak ngoyo untuk bisa mencapainya. Biarlah perjalanan waktu dan proses yang bisa mendewasakan kami semua. Kalaupun jika akhirnya angka 10 hanya menjadi bayang-bayang saja, ya nggak masalah, wong nggak ada manusia yang sempurna kok. Anggap saja, angka sepuluh adalah angka cantik yang menjadi motivator untuk berbuat lebih baik lagi dari yang sudah-sudah. Bukan untuk mendewakan, mengkultuskan kemudian menjadikan sesuatu yang harus..nggak..sekedar lucu-lucuan saja, daripada nggak ada omongan. Ya toh..

Thursday, September 16, 2010

Saat Karnaval Usai


Aku seorang ibu yang bangga

Menatap buah hatinya yang tampak bahagia

Dengan kostum kebanggaannya..

Tampan rupawan penuh pesona


Ya..hari ini aku mengantarmu

Bersama dengan teman-teman kecilmu

Mencoba mengenal arti kata karnaval

Pawai berarak-arak di bulan kemerdekaan


Semua tumpah ruah dalam ceria

Kebersamaan yang tampak begitu lekat

Menyatukan satu suara

Untuk sebuah histori bangsa



Mengenang, merayakan dan bergembira..

Merdeka bangsaku

Merdeka anakku

Merdeka pula aku sebagai seorang ibu..






Wednesday, August 25, 2010

Saat Bulan Purnama...


Gambar dipinjam dari sini
Malam ini, kita bertiga duduk berjejer di teras rumah, barengan tengadah ke langit melihat bulan. Bulan purnama. Ya..kebetulan saat ini bulan bersinar terang dalam bulatan yang penuh. Ini kali pertama kita bisa menyaksikan bersama benda langit yang indah itu.

Pertama bagiku bisa menyaksikan bulan bersama suami dan anakku. Biasanya aku menyaksikan sendiri bulan-bulan yang lain dari bulan sabit, bulan setengah lingkaran dan bulan purnama. Dan pertama bagiku menyaksikan bulan dalam jeda waktu yang cukup lama. Biasanya aku hanya tengadah, melihat bulan di atas sana dan bergumam,”Oh..ada bulan..” Lalu masuk ke dalam rumah dan tidak keluar lagi untuk menyaksikannya.

Pertama pula bagi suamiku melihat bulan bersama istri dan anaknya. Biasanya dia hanya menatap sekilas seperti yang biasa aku lakukan. Dan sudah pasti, pertama pula bagi anakku yang menjelang tiga tahun usianya melihat bulan. Dia terbiasa melihat bulan-bulan sabit di malam-malam yang lalu tapi tidak selama malam ini.

“Itu bulannya gede banget..Andro mau pergi ke bulan..”, kalimat pertama Andro muncul diantara hening kami menyaksikan bulan.

“O,ya..Andro mau ? Naik apa nak ?”

“Naik pesawat..”

“Besok kalau Andro sudah gede ya..nanti di bulan mau ngapain ?”

“Mau main-main aja..”

Kita bertiga tertawa. Sungguh, kebersamaan ini terasa indah adanya. Menyatukan rasa kagum yang sama akan keindahan langit di malam hari.

“Itu ada bintang..banyak..,” pandangan Andro beralih dari bulan. Mata kami ikut mencari-cari.

“Iya..banyak sekali ya bintangnya..indah..kerlip-kerlip..”

Mata Andro berkedip-kedip, takjub menatap ribuan bintang yang bertebaran di langit sana.

Bintang kecil..di langit yang biru..amat banyak, menghias angkasa..aku ingin..terbang dan menari..jauh tinggi ke tempat kau berada…”

Andro menyanyi diiringi tepukan tangan dari bapak ibunya. Bangga..

“Oh..itu ada pesawat…,” Andro berteriak lagi..

Memang benar, ada pesawat yang melintas. Mungkin itu pesawat terakhir yang terbang hari ini. Sinar lampunya kerlap-kerlip membelah kegelapan malam.

“Apakah pesawatnya mau ke bulan Mama ?”

Aku sejenak terdiam. Berpikir jawaban apa yang masuk akal untuk kuberikan..

“Sepertinya tidak sayang..itu pesawat komersil yang akan mendarat di bandara..”

“Kenapa tidak ke bulan ?”

“Bulan itu jauh sekali sayang, kalau pakai pesawat biasa tidak akan mungkin sampai ke sana, harus dengan pesawat yang khusus..”

“Mama..bulannya hilang..pergi kemana ya ?”

Awan gelap menyelimuti. Bulan tertutup awan.

“Bulannya ketutup awan..”

Aku teringat, biasanya malam bulan purnama begini ada pertunjukan Sendratari Ramayana di Candi Prambanan. Masih adakah pertunjukan itu ? Mungkin saja, tapi aku belum pernah menyaksikannya secara langsung.

Saat-saat seperti ini, aku juga teringat akan lagu dolanan bocah tradisional Jawa, Padhang Bulan..

Yo prakanca, dolanan neng njaba..
(Ayo teman bermain di halaman )

Padang bulan, bulane kaya rina..
( Terang bulan, bulannya seperti siang..)

Rembulane..ne..sing ngawe-awe..
( Rembulannya..nya..memanggil-manggil..)

Ngelikake ojo pada turu sore..
(Mengingatkan jangan tidur sore-sore )


Monday, August 23, 2010

Andro Mau Bisnis...


Andro terlelap dalam pangkuanku. Melihat wajahnya saat tidur begitu, ibaku tumbuh. Dia bagaikan malaikat kecil yang memberi kedamaian. Beda sekali saat dia terjaga, tingkah polahnya sangat aktif. Membuatku berkali-kali harus mengejarnya, berteriak, dan akhirnya kelelahan saat menjaganya. Baru kusadari ternyata tidak gampang menjadi seorang ibu. Butuh pengorbanan dan waktu. Ada kalanya terselip rasa bangga saat banyak orang melihat Andro berkata," Duh, cakepnya, anak siapa ini ?"

“Mama..mau pergi kerja ya..?”

Ucap Andro setiap kali melihatku sudah rapi hendak berangkat kerja.

“Iya..mama mau bisnis..”, ucapku tanpa dipikir.

“Bisnis..? Mama..Andro mau ikut bisnis. Andro ikut mama bisnis..”

Andro merengek berulang-ulang. Aku tertawa. Tak menyangka Andro meniru ucapanku.

“Sayang, mama mau kerja, bisnis, cari uang buat beli susunya Andro..”

Tampak Andro berpikir sejenak.

“Beli telur juga kan, Ma ? Beli mainan, beli baju, beli vitamin, beli rumah, beli mobil..”

Ah..pemahaman luar biasa, nak. Tak kukira sedemikian cepatnya pola pikirmu. Berapa waktu yang telah terlewat tanpa sempat kulihat perkembangannya. Memang, jarak toko dan rumah tidak seberapa. Tapi meninggalkan Andro beberapa jam saat bekerja membuatku kehilangan beberapa momen baru yang kadang tidak sempat aku ketahui. Aku sebagai ibunya tidak menjadi yang pertama atas perkembangannya. Selalu aku ketahui dari mbak Ikem, yang mengasuh Andro dari pagi hingga sore.

“Tadi dik Andro main sandiwara sendiri Bu, bicara sendiri kalau mama lagi kerja, cari uang..trus liat gambar-gambar..”

“Tapi nggak rewel kan ?”

“Nggak Bu, tadi asyik nyanyi dan mewarnai sendiri..”

Syukurlah, Andro bukan tipe anak yang suka rewel. Walau kadang ada sifat manja, tapi saat diberi pengertian, dia akan mengerti. Sesekali aku ajak Andro ke toko supaya melihat kegiatan ayah ibunya berjualan mencari uang. Saat akan tutup toko pun, Andro paling semangat membantu ayahnya menggelindingkan ban-ban ke dalam. Andro hanya tertawa saat tangan-tangannya menghitam kena kotoran yang menempel di ban.

“Nanti cuci tangan..”, katanya sambil menatapku dan ayahnya.

Ah..Andro, masih panjang perjalanan hidupmu. Masih panjang pula perjuangan ayah dan ibumu dalam merintis usaha bersama ini.

Mungkin beda saat di zona nyaman menjadi karyawan dulu, yang bisa kita prediksi penghasilan setiap bulannya. Tapi sekarang, saat toko ramai ataupun sepi, berkawan dengan ketidak pastian, kita harus siap menghadapi semuanya. Semua demi meraih impian kita bersama, Nak..kita berjuang bareng-bareng dari nol..Okey..?




Wednesday, August 4, 2010

Gubug Tengah Sawah


Judith pernah ada di suatu masa, masa dimana kebanyakan orang menganggapnya sebagai suatu masa yang sulit, tapi Judith bisa menikmatinya……

Suatu masa dimana keterpurukan menjadi nyawanya, tapi Judith bisa mengecap rasa bahagia…....

Suatu masa dimana penderitaan menjadi peran utamanya, tapi Judith tidak merasakan apa itu sengsara……

Tawa selalu menggema dari bibirnya, kebersamaan menjadi kekuatan yang mengusir rasa sedihnya……

Masa itu ada di sekitar tahun 1980-an. Saat Judith masih lekat dengan ingus dan seragam putih merah menjadi seragam kebanggaannya.. Seragam yang dipakai berulang-ulang hingga kerahnya berwarna coklat kotor oleh keringat yang menempel, yang hanya satu pasang dipunya, hingga setiap 3 hari sekali, sepulang sekolah Judith harus cepat-cepat mencuci baju kotornya sambil berharap semoga matahari cukup terik bersinar hari itu, sehingga bisa mengeringkan bajunya.

Segera setelah kering ataupun jika terpaksa hanya setengah kering, digosoknya baju itu dengan setrika berkepala ayam jago yang berbahan bakar arang sebagai pemanasnya. Dikipas-kipasnya setrika itu supaya arang mampu berpijar dan sesekali mulutnya meniup abu yang beterbangan menghalau supaya abu-abu itu tidak menempel di seragamnya yang aslinya putih tapi kini sudah berubah warna menjadi broken white itu. Seragam yang menjadi bukti bahwa dirinya masih beruntung bisa menikmati bangku sekolah, sekalipun orang tuanya tidak berharta dan seringkali mendapat julukan sebagai kaum papa yang terpinggir.

Judith tinggal di sebuah rumah atau tepatnya gubug di tengah sawah, setelah berkali-kali pindah dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan yang lain. Keadaan ini jauh lebih beruntung jika dibandingkan dengan sekian banyak orang yang tinggal di pinggir kali dengan kardus-kardus bekas yang dibentuk sedemikian rupa menjadi rumah-rumahan. Walaupun dinding gubug ini adalah gedeg dari anyaman bambu, dan atapnya dari seng bekas yang sesekali bisa terbang saat angin berhembus kencang menemani hujan yang turun deras dan disambut dengan kilat dan petir yang menggelegar, namun Judith dan keluarganya tetap masih bersyukur karena tidak dipungut bayaran atas sewa tanah sawah ini. Semua itu karena kebaikan hati pemilik pabrik tekstil tempat bapak Judith bekerja sebagai petugas keamanan.

Di tengah sawah ini, Judith berteman dengan sang kodok yang bernyanyi di malam hari, ditemani pula oleh kerlip indah si kunang-kunang. Judith juga berteman dengan pohon singkong tahun yang tumbuh lebat di samping gubugnya, yang batangnya cukup kuat menopang tubuhnya saat terayun di dalam selimut yang pinggirnya ditalikan membentuk semacam perahu ayunan. Tak jarang Judith sampai terlelap di dalam ayunan ini ditemani semilir angin yang sepoi-sepoi.

Di lain waktu, Judith juga bertegur sapa dengan ular sawah yang ditemuinya di pematang sawah saat Judith hendak pergi sekolah di pagi hari. Judith juga bebas menikmati malam-malam saat bulan purnama ataupun saat langit bertaburan banyak bintang. Judith menikmati semuanya. Alam menjadi sahabat terbaik Judith dan semua yang ada di sekitarnya dijadikannya teman tanpa kecuali, sekalipun beberapa diantaranya adalah benda mati.

Sekali waktu Judith bisa berlama-lama berada di sungai kecil yang tak jauh dari gubugnya. Kadangkala sendiri atau kerapkali bersama dengan teman-teman sekolah Judith. Bermain dan bersenda gurau dalam kecipak air sungai yang masih jernih, tertawa riang saat tangan-tangan kecilnya membalas menyipratkan air sungai ke tubuh teman-temannya. Tak peduli bajunya yang basah, atau kaki-kakinya yang berlumuran lumpur saat tanpa sengaja terlempar ke dalam genangan sawah tak jauh dari sungai. Tak ada rasa khawatir akan sakitkah mereka nanti. Gelak tawa dan canda saling bersahutan diantara pelototan mata sang pemilik sawah yang gusar karena sawahnya terinjak-injak. Semuanya berlari menghindari amarah yang lebih hebat dari para petani tadi.

Semuanya mengalir begitu saja, begitu lepas dan semakin ruah saat hujan tiba-tiba tercurah dari langit mengguyur tubuh-tubuh mungil itu tanpa permisi. Sorak kegirangan terlontar begitu nyata. Menikmati hujan yang menyambut mereka dengan ramah tanpa pernah bertanya apa status sosial mereka, ataupun sekedar bertanya berapa jumlah uang saku yang mereka punya. Hujan yang senantiasa tulus mengisi keceriaan mereka yang tak pernah dimanjakan dengan uang ataupun gelimangan harta. Hujan yang setia menjalankan tugasnya sebagai pemberi berkah di bumi. Hujan yang tidak minta balas jasa atas keriangan yang telah mereka rasakan. Hujan yang turun tanpa pamrih. Hujan yang tidak pernah mencoba melawan takdirnya memberikan kesejukan dan kebahagiaan.

Seringkali saat senja menjelang, Judith mengayuh sepeda tuanya menuju warung terdekat membeli minyak tanah untuk mengisi lampu teplok. Di lingkungan sekitar Judith tinggal, listrik bukanlah barang langka, tapi keluarga Judith belum mampu untuk menggunakannya. Setiap hari rutinitas ini dijalankan Judith atau sesekali bergantian tugas dengan kakak-kakak laki-lakinya. Sudah hal biasa jika minyak tanah itu tumpah sedikit mengenai tangan Judith dan berbau. Judith seringkali kesal menyadari kecerobohannya sendiri.

Saat malam hari, Judith belajar dengan penerangan lampu teplok. Matanya seringkali memicing membaca tulisan di buku pelajarannya. Kadang-kadang Judith menyesali kenapa tidak belajar di siang hari saja saat matahari masih mampu memberikan penerangan yang lebih dari sekedar lampu teplok. Tapi siang hari Judith sering disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga menggantikan tugas ibunya yang bekerja sebagai tukang cuci dan tukang masak di sebuah rumah orang kaya yang punya usaha kost. Dan seringkali Judith tertidur kelelahan setelahnya. Jadi, lewatlah sinar matahari siang itu dengan percuma, kecuali saat Judith mencuci baju-bajunya.

Pernah suatu waktu saat Judith sedang belajar di malam hari, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh dari atas atap gubugnya, tepat mengenai kepalanya. Judith terlonjak kaget dan lebih terkejut lagi ternyata sesuatu itu adalah seekor ular. Saat itu bapak ibu dan kakaknya juga sedang berkumpul belum ada yang tertidur. Jadilah beramai-ramai mereka mengusir ular itu keluar dan terpaksa dibunuh kemudian dibuang ke tempat yang jauh dari gubugnya. Judith sedikit ngeri membayangkan jika ular tadi berhasil membelit atau menggigit dirinya atau anggota keluarganya. Syukurlah, kengerian itu tidak terjadi.

Wednesday, July 7, 2010

Ritual Bersama si Kecil


Saat paling bahagia dalam hidup saya adalah ketika saya punya banyak waktu bersama sang buah hati. Saya serasa disegarkan kembali dengan keceriaannya, ikut larut dalam dunia kanak-kanaknya yang penuh dengan canda tawa. Walaupun kadang harus ikut pontang-panting mengejarnya, melarangnya untuk mengambil benda-benda yang berbahaya, berteriak-teriak saat dia susah diatur..tapi sungguh, semua ini menjadi obat stress yang mujarab.

Kadang, secara tidak langsung si kecil mengajari saya tentang banyak hal. Tentang apa itu ketulusan, kepolosan, kegembiraan, kesedihan, cita-cita, kemauan keras, spontanitas, tanggung jawab, bahkan kedewasaan.

Ya..lewat si kecil saya belajar akan apa arti kedewasaan sekaligus bagaimana memikul suatu tanggung jawab. Saya tak bisa lagi egois seperti saat saya masih gadis dulu. Ada tanggung jawab moril yang harus saya pikul dalam membesarkan, mendidik, mendukung cita-cita dan mewujudkan mimpi-mimpinya.

Dalam diri si kecil, saya belajar bagaimana menjadi orang tua yang bukan hanya sebagai seseorang yang telah melahirkannya dan selalu ingin dihormati, tapi lebih kepada sisi humanis saya sebagai manusia. Saya punya perasaan yang tidak jauh beda dengannya. Saya ingin dicintai, maka saya pun mencintainya dengan segenap hati. Saya ingin diperhatikan, maka saya pun memperhatikannya. Saya berusaha menempatkan diri bukan hanya sebagai orang yang lebih dulu lahir, tapi sebisa mungkin juga berperan sebagai sahabat.

Saya tidak ingin menjadi sosok yang ditakuti oleh anak saya. Saya ingin menjadi orang tua yang hangat, yang mau mengakui kesalahannya, yang bisa bilang terima kasih, yang bisa menjadi teman berbagi suka dan duka. Saya ingin mengenal anak saya seutuhnya. Saya tidak ingin si kecil lebih akrab dengan pengasuhnya dibandingkan dengan saya, ibunya. Saya ingin dia bisa bahagia dan bisa menunjukkan kepada orang lain bahwa dia tidak malu mengakui saya sebagai ibunya di depan teman-temannya kelak.

Mungkin saat ini, saya cukup berbahagia bisa menjalankan ritual bersama anak saya yang berusia 2 tahun lebih 9 bulan itu. Ritual apa saja, baiklah akan saya uraikan satu persatu..

Memandikan si Kecil

Saya menyempatkan diri memandikannya di pagi hari sebelum saya beraktivitas. Biasanya si kecil minta sendiri mau dimandikan sama Papa, atau sama Mama. Jika dia memilih saya, maka dengan senang hati saya melakukannya

Menyuapi si kecil

Setelah mandi, sebelum pengasuhnya datang, saya sudah menyuapinya terlebih dahulu. Saya jadi tahu porsi makanannya dan tahu masakan apa yang dia suka atau yang tidak disuka. Bahkan saya tahu cara membujuknya untuk makan sayur dengan memberinya tepuk tangan atau kata-kata hebat saat si kecil berhasil memakannya tanpa sisa. Dan dia menyukainya.

Berjemur di bawah sinar matahari pagi

Ritual ini selalu kami lakukan bersama dari sejak lahir hingga usianya kini. Sinar matahari pagi penting bagi pertumbuhan tulang si kecil dan penting pula bagi tulang saya yang mulai menua. Ada simbiosis mutualisme segitiga antara sinar matahari pagi, saya dan si kecil. Paling tidak, matahari merasa senang dianggap berjasa hehe..

Memijat si kecil

Tidak dipungkiri, si kecil juga bisa pegal-pegal setelah seharian bermain atau berlarian. Berdasar referensi dari CD tentang pijat bayi, maka dari si kecil umur sebulan sampai sekarang, saya terbiasa memijatnya setiap seminggu sekali. Pijat ringan aja sih, pakai baby oil sebelum mandi, yang penting ada sentuhan kasih sayang ibunya dan terbukti si kecil cukup menikmatinya bahkan seringkali berinisiatif sendiri minta dipijat. Wah..jadi ketagihan ya, nak..

Keliling desa naik motor sama si kecil

Si kecil lagi senang-senangnya dibonceng di depan naik motor. Setiap kali saya pulang saat jam istirahat untuk menengoknya, saya tinggal pipis sebentar, tahu-tahu si kecil sudah nangkring di jok motor yang lagi parkir di depan rumah. Aduh..kalau disuruh turun malah teriak-teriak. Jadilah saya mengajaknya berkeliling lewat jalan setapak yang masih rindang dengan pepohonan yang biasa disebut si kecil dengan ‘hutan’, terus lewat ke lapangan sepak bola di ujung desa. Setelah puas berkeliling biasanya si kecil mau turun dan langsung duduk di lantai teras sambil dadah-dadah saat saya tinggal ke toko.

Mendongeng sebelum tidur

Biasanya saya bercerita tentang dongeng yang sudah familiar turun temurun seperti Si kancil mencuri timun, Cinderela, Pangeran Kodok, cerita Fabel atau kadang saya ngarang-ngarang cerita kalau sudah tidak ada bacaan lagi. Biasanya saya cerita tentang masa kecil saya, pengalaman neneknya, hewan peliharaan saya, apa saja yang cukup menarik minat si kecil. Biasanya dia akan serius menyimak dan menanggapi sampai akhirnya sukses tertidur. Uf..leganya..

Mengajari menyanyi

Terus terang, suara saya nggak jelek-jelek amat dan saya hobby nyanyi, jadi tanpa kenal lelah hampir semua lagu anak saya ajarkan ke si kecil..dan bersyukur, hingga saat ini lebih dari 25 lagu anak-anak berhasil dinyanyikan si kecil dengan sukses..pernah saya mengetesnya dengan mengajaknya bernyanyi dengan menyebut judulnya saja, si kecil langsung menyanyi sampai selesai, disambung dengan lagu lain begitu seterusnya sampai 20 lagu tanpa henti..luar biasa medley acapela jadinya..( istilah apa sih.. ), sampai saya kelelahan sendiri. Udah gitu si kecil masih teriak-teriak pengin nambah lagi..alamak..nanti deh kapan-kapan mama bikinin konser mini di teras rumah manggil tetangga se-RT ya nak..

Mengajar Menggambar dan Mewarnai

Walau nilai gambar saya saat SD sering dapat nilai 6, tapi sudah kewajiban saya untuk mengajarinya menggambar. Meskipun nggak bisa bagus, paling nggak ada bentuknya lah..seperti nggambar pohon, binatang, pemandangan tapi kalau sudah rumit-rumit seperti kendaraan, waktu sepenuhnya saya serahkan kepada bapaknya saja..hehe..kalau ngajari mewarnai kan gampang..

Mengantar ke PAUD

Kebetulan, dibalai dusun tak jauh dari rumah ada kegiatan PAUD dua kali dalam seminggu yaitu semacam pendidikan non formal untuk anak-anak usia dini. Karena si kecil belum masuk playgroup, maka sementara saya mengikut sertakannya di PAUD ini. Yang mengajar juga guru TK, ada permainan edukatif, menyanyi, menggambar, pokoknya sudah persis seperti play group. O,ya di tempat saya tinggal sekolah Play group baru ada di kota sekitar 7 km dari rumah. Daripada kecapekan di jalan, sementara masuk PAUD dulu sampai nunggu umur 3 tahun..murah meriah kok..

Melihat Sapi dan Kambing

Tetangga ada yang punya kandang sapi dan kambing. Si kecil senang sekali melihatnya. Kambingnya diberi makan dedaunan, sapinya dielus-elus. Wah..saya ikut senang melihat ekspresi cerianya…

Melihat kendaraan yang lewat

Sesekali si kecil saya ajak ke toko yang dekat dengan jalan raya. Dari tempat duduk, si kecil melihat kendaraan yang lewat,”Itu truk..itu mobil pick up..itu motor..itu sedan..itu kijang..itu jeep..”. Atau saat berada di rumah eyangnya di Yogya, saya ajak si kecil melihat kereta api yang lewat tak jauh dari rumah dan pesawat terbang yang melintas di atas udara. Wah..betapa bahagia dan bangganya saya....

Hm..ritual apa lagi ya..mungkin teman-teman bisa saling melengkapi ? Berbagi yuk..

Tuesday, June 29, 2010

Tips Memberi Obat Pada Si Kecil


Seringkali sebagai orang tua, kita kewalahan saat harus meminumkan obat pada si kecil yang lagi sakit. Mulai dari si kecil yang susah membuka mulut, pakai acara kejar-kejaran, tangisan si kecil yang menyayat hati sampai obat yang disemburkan lagi saat sudah berhasil masuk ke mulut. Wah..harus ada perjuangan yang ekstra keras demi kesembuhan si kecil.

Dan saat putus asa mulai melanda, biasanya hanya ada satu cara : memaksa dengan cara berkolaborasi dengan bapaknya si kecil, satu pegangin tangan, satu pegang kaki, si ibu memasukkan obat dengan paksa ke mulut si anak tanpa menghiraukan tangisannya lagi. Biasanya cara ini cukup berhasil tapi tahukah kita jika cara seperti ini bisa menimbulkan ketakutan dan trauma si kecil pada obat ?

Sebenarnya, yang paling penting adalah bagaimana cara menumbuhkan kesadaran pada si kecil tentang pentingnya obat untuk kesembuhan. Memang nggak gampang, dan saya sendiri sudah merasakannya.

Obat untuk si kecil itu kan macam-macam, ada yang berupa syrup, puyer atau tablet yang harus digerus dulu. Jika obat itu berupa syrup, mungkin si kecil bisa suka karena rasanya manis, tapi untuk obat yang pahit seperti puyer dan tablet ? Nah, ini dia beberapa trik yang mungkin bisa membantu berdasarkan pengalaman yang saya lakukan pada si kecil :

Memakai Pipet Tetes

Biasanya cara ini cukup efektif saat saya memberi vitamin atau obat berupa syrup, dan berhasil juga untuk obat puyer yang sudah dicampur dengan air di taruh di sendok makan, kemudian cairan obat diambil dengan pipet dan diminumkan kepada si kecil. Biasanya saya membujuk si kecil dengan omongan seperti ini,” Ayo Andro sayang, obatnya diminum..sluuurrrrppp…srrruuuuttt…pinter…”. Jika obat itu memang pahit, segera setiap satu pipet diminum, si kecil diberi minum air putih kemudian obat lagi, air putih lagi dan begitu seterusnya sampai obat habis.

Campur dengan Pisang

Sesekali dicoba pula untuk memasukkan obat pahit yang digerus dahulu ke dalam pisang yang sudah dikerok. Si kecil tidak sepenuhnya menyadari jika ada obat di dalam pisangnya. Tahu-tahu, lho kok sakitnya sudah sembuh ? Hehe..

Langsung memberi obat

Saat ini saya sudah tidak kesulitan lagi jika anak saya batuk pilek atau saat alergi karena udara panas sampai badannya bentol-bentol merah dan harus minum obat dari dokter. Andro, anak saya sudah gampang minum obat dan tidak takut jika diajak ke dokter.

Saya tinggal bilang,” Minum obat, yuk, sayang..”

Andro langsung berlari dan segera menunjuk obat yang tersimpan di atas lemari obat.

Jika saya berlama-lama, Andro segera berteriak,” Minum obat, mama..”.

Saya selalu menggoda, “Nanti aja, ya…obatnya mau diminum mama....”

Waaaa…,” Andro segera berteriak dan menangis.

Begitu obat itu saya ambil, Andro sudah membuka mulutnya lebar-lebar..padahal saya harus menggerus obat pahit itu di sendok makan dahulu..wah, sudah nggak sabar ya nak..dan habislah obat itu diminum Andro sampai tetes terakhir dan satu gelas air putih pun ditandaskannya. Saya geleng-geleng kepala. Apalagi kalau obat atau vitamin yang berupa syrup. Saya sudah tidak perlu bantuan bapaknya lagi untuk minum obat si kecil.

Biasanya orang tua yang mengajak anak minum obat, tapi anak saya malah yang bilang duluan mau minum obat supaya sembuh. Wah..beruntungnya saya..

Wednesday, June 2, 2010

Hanya Nama, Nggak Penting !


Jika Shakespeare pernah bilang “Apalah Arti Sebuah Nama”, tetap saja akan terjadi kekacauan jika di dunia ini banyak manusia tidak bernama. Coba dibayangkan, gimana cara manggilnya ya ? Kata hey, anu, kamu, si, dan sebutan fisik khas pemiliknya akan menjadi kata favorit sepanjang sejarah.

Misalnya si rambut keriting mie, si andeng-andeng di hidung, si mata sipit, si keling, si kumis tipis, si sangar dan si-si lain yang mencerminkan pemiliknya. Sudah terbayang gimana crowded dan pusingnya mengingat-ingat itu semua jika dunia tanpa nama ?

Ada nama saja kadang susah ngingatnya gimana kalau nggak ada. Apalagi kalau banyak yang mirip-mirip. Duh, tambah pusing lagi harus mencari-cari ciri khas yang paling bisa diandalkan dan nggak pasaran.

Bicara tentang nama, cukup ampuh juga kalau kita bisa menghafal banyak nama orang yang kita kenal. Bayangkan saat kita di jalan tiba-tiba ada yang memanggil nama kita. Duh..senangnya ada yang mengenal nama kita dan mau berbaik hati menyapa. Rasanya gimana gitu..

Tapi kalau nama kita dilupakan begitu saja, bahkan ada yang salah sebut nama kita, gimana rasanya ya ? Pasti ada rasa terabaikan yang membuat kita bersedih hati dan tak jarang membuat kita berintrospeksi diri untuk segera meningkatkan keeksisan kita agar selalu diingat oleh orang lain.

Masih bicara soal nama, saya merasa tersanjung ketika guru Bahasa Indonesia saya di SMA Pak Noto (semoga saya tidak salah sebut nama), pernah mencoba mengartikan nama saya saat memanggil nama murid-muridnya di absensi. Nama lengkap saya Juliastri Sayektiningsih yang biasa saya singkat Sn supaya kesannya nggak panjang amat. Oleh beliau nama saya diartikan sebagai Gadis yang lahir bulan Juli itu lambang cinta kasih. Alamak..yang benar saja, pak.

Saya mencoba mengkonfirmasi kepada ayah saya yang waktu itu masih sugeng. Ayah saya hanya tersenyum ketika saya bercerita tentang hal ini.

Juli artinya memang di bulan Juli saya dilahirkan.

Astri dalam bahasa Jawa bisa juga diartikan sebagai Estri yang artinya anak perempuan.

Sayekti artinya sejati, tenan = benar.

Ningsih kepanjangan dari Bening Asih yang artinya kasih, cinta yang murni.

Saya takjub, ayah saya tidak main-main dalam memberi nama. Ada makna terdalam dari nama itu. Padahal saat itu saya pernah mengeluh dengan nama saya yang pasaran dan kurang indah. Dimana-mana ada nama Yuli, dan Sayektiningsih-nya sering saya singkat Sn untuk menyembunyikan kesannya yang ndeso dan supaya terlihat lebih keren. Ah..

Jika sesuai dengan nama saya yang seharusnya menjadi lambang cinta kasih, ini cukup berat buat saya untuk mengembannya. Saya merasa belum berbuat banyak dalam hidup saya. Cinta kasih yang sesungguhnya universal seringkali tanpa sadar masih saya kotak-kotakkan. Keluarga masih menjadi daftar VIP cinta saya, setelah itu saudara, sahabat baru teman-teman yang menempati kelas I, II, III cinta saya.

Ada skala prioritas dalam cinta saya. Bahkan seringkali pula ada rasa benci bersemayam di hati saya terhadap seseorang atau beberapa orang yang telah mengganggu hidup dan melukai hati saya.

Kadang saya merasa keberatan dengan nama saya jika kelakuan saya menyimpang dari arti nama saya sendiri. Tapi seringkali pula saya mencari pembenaran diri bersembunyi dari istilah kata sang pujangga Shakespere “Hey, it’s just a name”.

Pasti kita juga masih bisa mengingat dengan baik ketika masih duduk di bangku sekolah dulu, nama orang tua kita menjadi bahan untuk saling meledek dengan sesama teman satu kelas. Nama orang tua menjadi bahan tertawaan ketika menjadi pengganti nama kita saat dipanggil. Sangat tidak sopan, tapi kita bisa tertawa bahagia saat itu, saat gairah muda masih begitu bergejolak. Berbalik saat kita sudah menjadi orang tua sekarang, apakah kita masih bisa tertawa jika nama kita menjadi bahan lelucon anak-anak kita dengan teman-temannya ? Kita sudah pernah muda kan ?

Saya juga punya pengalaman saat harus memberi nama anak saya yang saat itu masih ada di perut saya. Segala buku tentang nama-nama anak, saya baca sebagai bahan inspirasi. Saya ingin memberi nama yang bagus tapi juga mempunyai makna dan harapan supaya anak saya bisa baik seperti nama yang disandangnya.

Saya dan suami tidak ingin memberi nama secara sembarangan. Bagi kami, nama adalah doa, harapan dan cita-cita yang mulia. Cukup pusing juga pada awalnya. Akhirnya kami berinisiatif memberi nama anak kami sendiri dengan cara kami sendiri. Suami urun nama, saya juga urun dan digabungkan menjadi Felix Oksandro Bagaskara Tivian.

Felix adalah nama baptis sesuai keyakinan kami sebagai orang Katolik yang mengacu pada nama Santo Felix yang dahulu pernah menjadi Paus.

Oksandro..hm..beberapa orang mengira ini adalah nama Italia. Tahukah anda arti yang sebenarnya ? Nama ini perpaduan dari nama bahasa Jawa sebenarnya. Nggak percaya ? Baiklah saya akan berterus terang saja. Oksandro ini nama karangan suami saya yang artinya OKtober SuSANto Dan SuROto. Kebetulan pula lahirnya anak saya ini di bulan Oktober sesuai perkiraan lahir dari dokter. Coba kalau maju di bulan September, kami pusing harus mencari nama lain. Sedangkan Susanto dan Suroto adalah nama-nama eyang kakungnya. Kami berharap, kelak Andro ( nama panggilannya ) bisa tangguh seperti eyang-eyang kakungnya menghadapi perjuangan hidup yang semakin susah.

Bagaskara artinya matahari. Kami ingin Andro seperti matahari yang bisa menjadi terang dan memberi kehangatan bagi sesama.

Lalu Tivian artinya apa ya ? Kalau ini bagian dari narsisme bapak ibunya yang ingin dicantumkan namanya. Gabungan nama dari SayekTI dan OctaVIA. Nama belakang saya dan suami. Kalau Cuma Tivia saja kok kesannya gantung, ya sudah ditambah huruf N dibelakangnya supaya lebih nyaman didengar.

Rencananya nama ini akan tercantum sebagai nama anak-anak kami sebagai marga. Kalau perempuan ya jadi Tivia atau Tivias saja..hehe..berkhayal dulu, nggak dilarang, toh ? Yang pasti kami harus ngarang nama lagi kalau Andro sudah punya adik perempuan.

Mungkin nanti namanya gantian gabungan dari nama-nama eyang putrinya. Hehe..pasti seru, kolaborasi yang unik, bagus dan akan membuat orang tertipu seperti nama Oksandro yang dikira nama Italia.

Tapi kalau adiknya Andro laki-laki lagi, namanya apa ya ? Semua nama eyang kakungnya sudah dipakai. Wah..pusing dah ! Walah..walah..Adiknya Andro juga belum dibuat kok sudah ribut-ribut soal nama. Ada-ada saja, ya..dasar..hahaha…

Jadi, menurut Anda, apakah nama masuk dalam daftar penting ? Semuanya terserah pada persepsi kita masing-masing..semuanya berhak untuk memilih..monggo mawon nggih…!

Wednesday, May 19, 2010

Mendadak di Waduk Sermo

Selepas menghadiri pernikahan saudara di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, Andro, anak laki-lakiku tidak mau diam selalu mengajak keluar melihat jembatan yang tidak jauh dari lokasi hajatan. Tak mengherankan, Andro memang selalu ingin tahu tentang hal baru yang dilihatnya. Sesekali tangannya menunjuk air sungai yang ada di bawah jembatan sana.

“Airnya banyak…,” matanya berkedip-kedip. Tangannya berpegangan pada besi jembatan. Aku cukup khawatir ketika kakinya ikut dijulurkan kearah dalam jembatan. Aduh, aku dan suamiku berkolaborasi memegang Andro kuat-kuat. Gerakannya selalu spontan dan mengejutkan. Belum begitu paham akan apa arti bahaya. Setiap diajak beranjak menjauh dari jembatan, pegangannya semakin erat pada besi jembatan. Ketika sedikit dipaksa, tubuhnya meronta-ronta dan tangisnya dikeluarkan sebagai senjata. Aduh..dosaku apa ya, sampai anakku susah diatur begini ?

“Sayang, kita jalan-jalan aja yuk..,” bujukku kepada Andro yang ditanggapi dengan tatapan mata ke arahku. Aku mengangguk dan tersenyum ketika matanya menyiratkan kebimbangan akan tawaranku.

“Ayo, nanti Andro boleh maem es krim..,” bujukku lagi sambil mengingatkan pada makanan favoritnya yang hanya boleh dinikmati sekali-kali itu. Pegangan tangannya pada besi jembatan mengendur dan jemari mungilnya segera menggandeng tanganku dan tangan suamiku beranjak menjauh dari jembatan menuju mobil eyang kakungnya. Fiuh..akhirnya…

Jadilah kami bertiga berputar-putar dengan mobil pinjaman punya eyang kakung Andro. Tak tahu arah tujuan pokoknya mengikuti saja alur jalanan yang cukup menikung dan naik seperti akan menuju puncak. Maklum, namanya juga daerah pegunungan, suasananya cukup sejuk karena pohon-pohon masih banyak yang menjulang dan membentuk barisan seperti hutan yang tidak terlalu lebat.

Andro cukup menikmati perjalanannya sambil sesekali mulut mungilnya bersenandung,” Naik..naik..ke puncak gunung..tinggi..tinggi..sekali…kiri..kanan…kulihat saja…” cukup keras dan melengking suaranya memberi suasana yang menggembirakan. Tak sadar, aku dan suami ikut urun suara membentuk vocal group kecil..lumayan, jadi ada suara tenor, bass dan sopran..hihi..

Kurang lebih lima belas menit perjalanan, kami melihat tulisan “Area Wisata Waduk Sermo”. Wuih..nggak nyangka..ternyata dekat juga dari rumah saudara kami. Selama ini aku memang pernah melihat Sermo dari kejauhan, tapi tidak menyangka jika jaraknya ternyata sedekat ini. Aku jadi ingat, jaman masih kuliah dulu, pernah diajak teman-temanku memancing ikan di Waduk Sermo, tapi sayang, saat itu aku tidak bisa ikut. Aha..jadi rasa penasaranku akan tempat wisata ini akan terpuaskan sebentar lagi..

Yup..jadilah kami masuk ke area wisata Waduk Sermo setelah membayar retribusi tiga ribu rupiah..( murah dan terjangkau kan ? ).

Wah..lumayan juga kalau piknik tanpa rencana seperti ini. Spontan dan terasa ada sensasi tersendiri. Apalagi dilakukan bersama orang-orang tercinta..aih..rasanya tak terlukiskan dengan kata-kata. Soalnya seringkali wisata yang direncanakan banyak yang gagal karena suatu sebab dan akibat. Ini, tanpa rencana malah langsung jadi..lumayan…

Kesan pertama yang kutangkap saat memasuki kawasan ini adalah tempatnya yang cukup bersih dan asri. Menurut http://www.katalogkota.com/, Waduk Sermo merupakan satu-satunya waduk yang terdapat di propinsi DIY dengan luas genangan 157 Ha. Waduk sermo terletak di desa Hargowilis, kecamatan Kokap, kurang lebih 5 km di sebelah barat kota Wates. Keadaan air yang jernih membiru serta bentuknya yang berkelok-kelok menyerupai jari tangan dengan latar belakang perbukitan menoreh yang hijau.


Masih menurut http://www.katalogkota.com/, Waduk Sermo yang berada di Desa Hargowilis ini dibuat dengan membendung Kali Ngrancah. Bendungan yang menghubungkan dua bukit ini berukuran lebar atas delapan meter, lebar bawah 250 meter, panjang 190 meter dan tinggi bendungan 56 meter. Waduk ini dapat menampung air 25 juta meter kubik dengan genangan seluas 157 hektar. Biaya pembangunannya Rp 22 miliar dan diselesaikan dalam waktu dua tahun delapan bulan (1 Maret 1994 hingga Oktober 1996). Untuk pembangunan waduk ini, Pemda Kulonprogo memindahkan 107 KK bertransmigrasi — 100 KK ditransmigrasikan ke Tak Toi Bengkulu dan tujuh kepala keluarga ditransmigrasikan ke PIR kelapa sawit Riau. Wah..dapatkah kita membayangkannya ?

Saat kami bertiga ke waduk ini, suasana tidak terlalu ramai pengunjung, hanya ada beberapa rombongan yang kemudian mengajak kami naik perahu keliling waduk supaya penuh perahunya. Ajakan ini langsung kami iyakan dengan biaya lima ribu rupiah per kepala dan Andro karena masih kecil dihitung tiga ribu rupiah saja.

Jadilah kami bertamasya naik perahu. Ada kengerian juga kalau tiba-tiba perahu yang disambung dengan mesin penggerak ini tiba-tiba tenggelam atau bahan bakarnya habis saat berada di tengah waduk, apalagi hujan rintik-rintik turun saat perahu baru saja meluncur. Wah..bisa berabe deh kalau begitu. Tapi kekhawatiran segera menghilang saat melihat panorama yang indah dari waduk ini dan ada perahu yang berisi rombongan petugas berseragam yang bertuliskan Resque melintas. Aman deh..kalau ada apa-apa pasti segera bisa ditolong.

O,ya..selain bisa berwisata dengan naik perahu, di tempat ini juga boleh mancing, hiking, bersepeda atau juga off road. Nyaman banget deh tempatnya. Pokoknya wisata dadakan ini membuat kami senang dan bahagia, apalagi Andro sempat tertidur saat naik perahu. Ngantuk karena kelelahan atau karena angin semilir yang menyejukkan, Nak ? Hehe..Maklum, kami ini termasuk manusia yang kurang piknik..hehe..

Ini sebagian foto-fotonya, nggak lengkap dan nggak begitu ok, sih..soalnya disambi mengawasi tingkah Andro yang berlari kesana kemari, aduh..capek deh..tapi yang penting happy

Monday, April 19, 2010

Aku Cinta Kau dan Dia


Sayangku..jujur kukatakan padamu hatiku telah mendua. Mungkin kamu kaget bukan kepalang mendengarkan kejujuranku ini. Atau mungkin juga sakit hati. Tapi lebih baik aku katakan saja daripada kamu harus mendengar dari orang lain. Lebih sakit pasti.

Mungkin kamu tidak melihat gelagat aneh dariku yang mengindikasikan bahwa aku telah berpaling darimu. Tidak, karena aku tidak sepenuhnya ingin berpaling darimu. Aku hanya ingin memilikimu dan memilikinya. Dengan rasa yang sama.

Cinta yang dulu kuyakini takkan mungkin terbagi, ternyata sekarang harus aku bagi dengannya. Denganmu, aku bahagia. Dan kebahagiaanku semakin lengkap saat bersamanya. Inginku, kamu dan dia bersama denganku. Gila ? Nggak juga..

Jika kamu bertanya, kapan rasa cintaku tumbuh untuknya, aku akan cepat menjawab dua setengah tahun yang lalu. Cukup lama bukan ? Dan selama itu kamu tidak pernah menyadarinya ? Begitu hebatkah diriku menyembunyikannya ? Yang jelas, aku masih sebagai istrimu yang sangat menyayangimu. Bingung ? Cinta memang membingungkan..

Jujur saja, aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Cinta yang sudah lama tak kurasakan selain denganmu. Ya, terakhir denganmu sayang, tapi aku salah karena cintaku dapat tumbuh lagi sejak kuikrarkan kamulah cinta terakhirku. Dan saat ini aku tidak akan bisa menjawab jika kamu bertanya besar mana cintaku padamu dan untuk dia. Lebih bingung lagi jika kamu mengharuskan aku untuk memilih antara kamu atau dia. Tidak mungkin kutinggalkan salah satu karena aku menginginkan keduanya. Kamu dan dia !

Jika kamu bertanya, siapa dia yang aku cintai belum lama ini ? Kamu mengenalnya sayang..dan aku yakin kamu tidak akan pernah berburuk sangka padanya. Dia sangat baik dan manis. Senyumnya tulus dan matanya sangat bening. Siapa yang tidak akan menyayanginya ? Aku yakin, jika aku mengatakan yang sesungguhnya mungkin kamu akan sependapat denganku.

Ah, sayang..kurasakan kebahagiaanku semakin lengkap saat ada cinta untuknya. Hidupku lebih berwarna dan selalu ceria. Tidakkah kau lihat perubahanku itu sayang ? Mataku selalu berbinar-binar, senyumku selalu terkembang untukmu dan mungkin juga untuknya. Ah..aku semakin bergairah saja.

Aku tidak ingin menyudahi cintaku untuknya, sayang..justru aku merasa semakin lama cintaku semakin subur untuknya. Dia memang sangat menyenangkan. Selalu bisa membuatku tertawa dan selalu bisa membuatku bahagia. Cintanya begitu tulus dan tidak pernah ada kebohongan. Begitu lepas. Saat ingin tertawa, langsung saja dia tertawa sampai terbahak-bahak, saat bersedih, tidak juga dia sembunyikan rasa itu. Dia selalu jujur menjadi dirinya. Dan kejujurannya itulah yang telah memikat hatiku.

Maaf, sayang..aku harus bertemu dengannya sekarang. Memberikan separuh hatiku untuknya, untuk sekedar berbagi cerita dengannya. Atau sekedar menyanyi bersama di bawah pohon yang rindang. Dia selalu punya cerita yang menarik. Dia selalu bisa mengambil hatiku. Dan dia selalu bisa membuatku senang.

Seringkali aku dan dia hanya duduk-duduk saja tidak jauh dari rel kereta api. Hanya untuk melihat kereta api yang lewat dan berjemur sinar matahari pagi. Bahkan sesekali kepala kami tengadah ke langit untuk melihat pesawat terbang yang melintas di udara. Sederhana. Tapi ritual itu yang membuat kami selalu dekat.

Ingin rasanya melakukan perjalanan dengan kereta api dengannya. Berdua saja, atau mungkin kamu juga ikut sayang ? Tidak usah jauh, cukup kereta api Prameks jurusan Jogja – Solo untuk sekedar memuaskan rasa ingin tahunya bagaimana naik kereta api. Ya, si dia memang belum pernah naik kereta api. Makanya dia sangat antusias saat melihat kereta api melintas.

Sayang, tidak inginkah kamu tahu siapa dia yang kucinta selain dirimu ? Aku sebut namanya saja ya..Namanya Felix Oksandro Bagaskara Tivian. Tepat, kamu pasti sangat mengenal nama itu, karena kamu juga yang ikut memilihkan nama itu. Ya, dia adalah Andro, anak kita..pasti kamu tidak keberatan jika aku mencintainya karena aku juga yakin bahwa kamu juga sangat mencintainya..


Tuesday, April 6, 2010

Malaikat Kecilku




Binar matamu indah..


Senyummu penyembuh luka


Tawamu pembawa hangat suasana


Riangmu mewarnai dunia


Adalah kau..


Malaikat kecilku


Yang tak perlu malu untuk ungkapkan rasa dikalbu


Tangismu mewakili keinginanmu..


Celotehmu menjadi ekspresimu


Andro... ajari aku menjadi ibu terbaik dari malaikat kecilku..

Monday, March 15, 2010

Andro Iklan Pampers


Kalo ini impian orang tuanya Andro

Berharap ada biro iklan yang berminat memakai Andro sebagai model iklannya

Boleh produk pampers, susu atau makanan anak-anak..

Hehe..ngarep dot com ya..

Tapi punya cita-cita kan nggak dilarang

Apalagi kalo Andro memang punya kompetensi untuk itu

Lihat aja gayanya saat difoto pakai Pampers..

Tidak mengecewakan bukan ?

Saturday, March 13, 2010

Jempol Anakku, Indikator Rasa Masakanku..


Memang, susah-susah gampang menjadi seorang ibu. Rasanya baru kemarin aku menanggalkan seragam sekolahku dan menikmati keindahan masa remajaku. Waktu bergerak begitu cepat, hingga tiba-tiba aku terhenyak sendiri. I’m a mom now !

Rasa kaget, bahagia, kagok, bercampur baur saat menyandang status sebagai seorang ibu, menambah daftar panjang statusku selama ini yang sebagai istri dari suamiku, anak dari orangtuaku, adik dari kakak-kakakku, tante dari keponakan-keponakanku, cucu dari kakek nenekku, keponakan dari tante-omku, teman dari teman-temanku..ah..pokoknya banyak deh..membuat hidupku penuh dengan warna-warni.

Masih terbayang jelas di pelupuk mataku, saat-saat aku berjuang melahirkan anakku, membuatku tersadar bahwa dulu ibuku juga tidak mudah untuk melahirkanku. Menahan rasa sakit yang amat sangat, ditambah aku harus menjalani induksi ( suatu perlakuan medis untuk memacu kelahiran ) karena anakku belum ada tanda-tanda akan lahir meskipun tanggal prediksi kelahiran sudah lebih dari seminggu !

Takut terjadi sesuatu dengan keadaan bayi yang terlalu lama di dalam kandungan, dokter kandunganku segera menyarankan aku segera masuk rumah sakit dan diinduksi dengan harapan anakku bisa segera lahir dan diharapkan bisa secara normal, jika tidak, terpaksa harus dioperasi Caesar..

Jadilah aku tergeletak tak berdaya menunggu saat-saat kelahiran anakku dengan tangan diinfus cairan induksi karena obat pemacu yang kuminum tidak menampakkan hasil yang cukup berarti.

Kata dokter kandunganku, perlakuan induksi ada 3 macam : pertama dengan obat, suntik dan infus. Aku sudah menelan 3 butir obat yang kuminum tiap 6 jam, tapi rahimku belum juga bereaksi dengan adanya bukaan. Hanya obat yang ketiga yang mampu membuat mulut rahimku bukaan 1 dengan rasa sakit tiap 5 menit sekali.

Mengetahui hal ini, dokter kemudian mengambil tindakan induksi dengan infus. Tindakan ini diambil karena dengan infus, bisa diperkirakan berapa cairan yang mampu membuat reaksi sehingga bisa dilanjutkan tindakan berikutnya. Dalam arti kata, dengan infus lebih mudah dikendalikan bila dibandingkan dengan suntik. Nyatanya, hanya dengan 20 tetes cairan infus, mulut rahimku langsung bukaan 9 selama kurang lebih 10 menit diinduksi. Tanganku segera dilepas dari jarum infus dan siap melahirkan secara normal.

O,ya kata dokter perlakuan induksi berbeda-beda tiap orang. Ada yang diinduksi tapi tidak bereaksi sama sekali meskipun sudah diinfus, sehingga akhirnya harus dioperasi Caesar. Aku termasuk beruntung karena pada akhirnya mampu melahirkan secara normal, walaupun awalnya cukup kesulitan dalam mengejan karena kehabisan tenaga.


Hm..lega rasanya anakku bisa lahir ke dunia dengan keadaan lengkap dan membanggakan. Walaupun aku sedikit khawatir ketika anakku harus diinkubator karena suhu tubuhnya belum stabil, masih kedinginan, kemudian harus diinfus karena gula darahnya kurang dan harus menjalani fototropi (disinar) karena bilirubinnya cukup tinggi > 12. Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses.
Selengkapnya tentang bilirubin bisa dilihat disini .


Bila kadar bilirubinnya tinggi, bayi bisa mengalami sakit kuning karena empedunya belum berfungsi sempurna. Jadi harus diberi perlakuan disinar supaya kadar bilirubin-nya turun hingga dibawah 10. Dan tugasku sebagai ibunya harus memberikan ASI-ku karena bisa membantu bilirubin anakku turun.

Walaupun sedih aku belum bisa menggendong anakku karena terpisah tempatnya, anakku di inkubator di ruang steril dan tidak bisa langsung inisiasi menyusui dini, aku memeras ASI –ku. Tidak gampang, tapi semua harus kulakukan demi anakku. Apalagi ASI pertama yang keluar yang berwarna kuning sangat baik karena mengandung colustrum yang bisa meningkatkan kekebalan bayi dan baik untuk pertumbuhannya..

Untunglah, semuanya bisa kulalui dengan baik dan sekarang anakku yang biasa kupanggil Andro, sudah hampir dua setengah tahun. Sangat aktif dan pandai menyanyi. Setiap pagi dari baru Andro lahir, kami berjemur bersama dibawah sinar matahari pagi yang sangat baik untuk pertumbuhan tulangnya, melihat kereta api yang biasa lewat dekat rumah eyangnya Andro, atau melihat pesawat terbang yang lalu lalang di udara, karena tidak jauh dari bandara.

Malamnya, bersama dengan ayahnya, kami bersama-sama mendengarkan musik klasik Mozart khusus untuk anak 3 bulan sampai 3 tahun. O,ya musik klasik ini juga penting lho untuk pertumbuhan otak anak, membantu ingatan kuat dan membuat anak tidak rewel. Aku membiasakan Andro mendengarkan musik klasik ini dari sejak dalam kandungan hingga sekarang. Dan aku sudah merasakan hasilnya. Andro cukup cerdas dan tidak gampang rewel.

Bahkan sekarang, aku punya quality control akan masakanku. Kalau Andro mengacungkan jempolnya dan bilang sedap, enak..berarti masakanku tidak mengecewakan. Tapi kalau Andro susah makan tidak mau menyentuh masakanku, bisa dibilang masakanku kurang enak, dan Andro memilih digorengkan telur plus kecap saja sebagai lauknya. Haha..maklum, sekarang Andro sudah bisa merasakan makanan enak dan nggak enak. Dan yang pasti, sekarang Andro sudah bisa diajak berkomunikasi karena sedang senang-senangnya belajar kata-kata.

Friday, March 12, 2010

Batman ber-Blangkon..


Perpaduan yang kontras, tapi bisa membaur dengan rukun.

Ada apa ya ?

Coba perhatikan foto Andro di atas.

Andro memakai baju bergambar tokoh legendaris Batman, asesorisnya Andro memakai blangkon, tutup kepala khas budaya Jawa.

Hehe..lucu, ya..Andro tampak happy mengenakannya.

Setiap kali blangkonnya dilepas, pasti protes minta dipakai lagi.

Good boy, kenali budayamu dari sekarang ya, nak..

Andro Bermain di Mall


Kadangkala, Andro diajak pergi ke mall.
Tujuannya adalah ke tempat bermain anak-anak.
Disini Andro bisa bermain dengan sesama anak-anak seusianya.
Membaur bersama dalam keceriaan khas anak-anak.
Saling berbagi mainan, mandi bola, melompat-lompat di atas kasur pegas, menelusuri terowongan, meluncur di prosotan bahkan main mobil-mobilan.
Andro sangat menikmati kegiatannya ini.
Seringkali tawanya berderai diiringi celotehannya yang lucu dan menggemaskan. Sangat lepas dan membahagiakan.
Para orangtua cukup mengawasi dari dalam maupun dari luar arena.
Saling bercerita dengan bangga tentang anak-anaknya.
Saling berbagi cerita dan tawa.
Senangnya..saat-saat seperti ini tidak hanya membahagiakan anak-anak saja, tapi juga menjadi hiburan tersendiri bagi para orangtua melepas kepenatan setelah sibuk bekerja seharian.

Monday, March 1, 2010

Andro Berpose


Andro mulai senang difoto

Setiap kali ada handphone atau kamera yang nganggur pasti langsung teriak-teriak minta difoto

"Foto..fotooo..foootooooo....," teriaknya sambil memaksa

Jeritannya semakin keras kalau tidak diladeni..

Aduh..Andro, mulai punya kemauan kuat, nih..

Tapi nggak papa deh, hasilnya juga oke kok posenya..

Cheerssss....Andro....


Thursday, February 25, 2010

Andro 1,5 Tahun


Andro mulai lancar berjalan, mulai berceloteh lucu.

Aih..sangat menggemaskan..

Hobbynya nonton CD lagu anak-anak dan meniru-niru menyanyi sambil bergaya..

Berlari kesana kemari sambil berjoget, gayanya sangat dewasa sekali.

Sangat menghibur dan membahagiakan..

Saat diajak ke kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta, Andro sangat senang sekali..

Melihat banyak sekali jenis binatang.

Tak henti-hentinya tangannya menunjuk-nunjuk binatang, itu apa..ini apa..

O,ya di kebun binatang ini Andro juga sempat naik gajah sama papanya, lho..berani, ya..

Monday, February 22, 2010

Andro's First Birthday






Umur 11 bulan, Andro sudah bisa jalan.

Aih..senangnya..walaupun baru 3 langkah..

Mungkin ini efek dari kegiatannya mendorong baby walker jadi cepat jalan, dan sudah tidak mau dimasukkan ke baby walker dari umur sebelumnya.

Ngomongnya juga mulai sedikit-sedikit bisa dimengerti, bisa menyanyi topi saya bundar walaupun belum lancar tapi tangannya sudah bisa mendeskripsikannya.

O,ya..selama ini Andro juga masih minum ASI walaupun ditambah dengan susu formula.

Maklum, stok ASI ibunya terbatas.

Tanggal 10 Oktober 2008, Andro ulang tahun yang pertama.

Lucunya..walaupun dirayakan secara sederhana, hanya dengan papa mama dan neneknya, kami berempat turut berbahagia menyaksikan Andro meniup lilin kue ulang tahunnya.

Walaupun belum bisa meniup, Andro cukup semangat melakukannya.

Dan yang cukup menegangkan, kue ulang tahunnya sempat hampir terjatuh karena Andro ingin meraihnya.

Alhasil, ada sebagian kue yang tercomot oleh tangan Andro.

Haha..ada-ada saja..

Andro 9 Bulan



Mulai 7 bulan, Andro sudah merangkak kemana-mana.
Gayanya lincah sekali.
Tidak bisa diam.
Seiring dengan bertambahnya waktu, Andro mulai rambatan.
Berpegangan ke kursi, bahkan mulai mendorong-dorong baby walker-nya. Lucu sekali.
Semakin lama semakin menggemaskan.
Membuatku enggan untuk meninggalkannya walau cuma sebentar.
Makanya kalau aku bekerja, rasanya ingin cepet-cepat pulang untuk segera memeluknya dan bercanda dengannya.

Andro juga mulai mengucap lafal ma..ma..ma...
Senang sekali kalau diajak bermain cilukba, sampai ketawa tergelak-gelak seperti orang dewasa. Kalau diajak bicara, matanya memperhatikan dengan seksama.
Andro hampir tiap hari mendengarkan musik klasik Mozart dari sejak dalam kandungan hingga sekarang.
Mungkin ini termasuk salah satu faktor yang membuatnya cerdas dan tidak gampang rewel. Soalnya memang tenang banget kalau mendengar musik klasik.

Tuesday, February 16, 2010

Andro 6 Bulan


Andro sudah bisa duduk. Mulai pakai baby walker. Walaupun ada kontroversi tentang pemakaian Baby Walker, bagiku yang penting kita melakukan pengawasan saat anak kita memakainya. Baby walker yang dipilih adalah yang berbentuk kotak untuk menghindari terjengkangnya anak jika memakai yang bentuk bulat permukaannya. Selain itu, karena Andro termasuk tipe yang tidak bisa diam, baby walker menjadi penyalurannya untuk bergerak kesana kemari. Senang sekali dia memakainya sambil teriak-teriak. Orang tua tidak capek menggendong dan mudah menyuapinya saat makan.

Andro 3 Bulan










Andro sudah bisa tengkurap.
Mulai mengajakku tersenyum saat 30 hari umurnya
Senangnya..lincahnya minta ampun
Seringkali kami kesulitan saat harus memakaikan pampers atau baju
Bolak balik tengkurap telentang
Lucu sekali..
Ditelentangkan, malah tengkurap, ditengkurapkan malah telentang
Sampai-sampai harus menarik perhatiannya dengan mainan baru bisa diam

Jurnal Kelahiran Andro


· Tes kehamilan baru positif setelah 3 minggu telat haid
· USG baru nyata terlihat setelah 2 minggu positif test pack, selama itu di rahim belum terlihat kantong janin
· Tiga bulan pertama kehamilan, mengalami morning sick selalu mual-mual dan muntah
· Mengalami flex (noda darah) saat usia kehamilan 3 bulan sampai 10 kali
· Saat usia kandungan 7 bulan, terkena cacar air hingga harus dirawat di Rumah Sakit sampai 4 hari
· Usia kandungan lebih seminggu dari perkiraan lahir, sehingga perlu diinduksi
· Andro lahir secara normal setelah mengejan cukup lama, 1 jam 10 menit
· Andro harus diinkubator karena kedinginan
· Andro harus diinfus karena kadar gula darah rendah 65
· Andro harus disinar (fototropi) karena Bilirubin tinggi >12

Friday, January 22, 2010

Smile of My Son

In this picture is my son. His name is Felix Oksandro Bagaskara Tivian. Usually called Andro. I love him very much. He is my first son.

I don't have a plan to give him a sister or a brother yet. I think for a while it's enough have one son.

Andro is very active child. He always running everywhere around our house. He always sings a song or more songs he likes. His age is 27 months or 2 years more 3 months. He was born on October, 10th, 2007.

I like when Andro smile. Very cute. He always cheers and seldom sad. I am very glad to be his mother. He makes my life so complete, wonderful and always happines. He always makes me laughing and enjoy my life. Andro teaches me many things with his spirit and his innocention.