Pages

Tuesday, December 18, 2012

Flek Saat Hamil, Ancaman Keguguran ?



Gambar dipinjam dari sini


Gendhuk sayang, sedang apa di surga..

Ah, rasanya engkau masih ada di perut mama. Waktu yang singkat mampu menumbuhkan cinta yang teramat dalam, sayang..

Telah terbentuk angan, jika engkau lahir nanti, apa-apa saja yang akan mama siapkan. Tahu nggak, kakakmu sangat  antusias sekali saat mengetahui kehadiranmu di perut mama, sayang..Berkali-kali perut mama diusap-usap penuh kasih sambil mengajakmu bicara.. 

“Mama, besok kalau gendhuk lahir pasti lucu ya,  rambutnya dikuncir dua, hihi..” 

Mama tersenyum, turut berbahagia saat membayangkanmu, sayang..Memang, jenis kelaminmu belum terlihat laki-laki atau perempuan, namun kakakmu sangat yakin kalau engkau seorang perempuan dan dinamainya gendhuk. Lalu, kakakmu yang sangat hiperaktif ini, biasanya paling suka mengajak mama berguling-guling, namun sejak mama bilang ada dirimu di perut mama, mas Andro mau menghentikan kebiasaannya itu dengan mengelus perut mama dan mengajakmu bicara..aih…

Gendhuk sayang.. 

Sejak 2 minggu mama telat haid dan dengan test pack mama dinyatakan positif hamil, mama dan papa sangat senang sekali. Terbayang mas Andro yang sekarang berusia 5 tahun, sebentar lagi akan memiliki seorang adik. Segera mama membeli susu untuk ibu hamil. Semua makanan yang menjadi pantangan bagi ibu hamil seperti tape, nanas, daging kambing, merica, daun papaya, pepaya muda, buah impor jelas mama jauhi. Hampir setiap hari mama mengkonsumsi pisang yang mengandung asam folat, sangat baik untuk perkembangan otak janin selain vitamin yang diberi oleh dokter.

Di awal-awal sejak positif, mama sering mual dan pusing. Hal yang sama mama rasakan saat mengandung mas Andro dulu. Namun mama ingat, rasa ini belum begitu parah seperti saat mengandung mas Andro dulu. Dulu, hampir setiap pagi mama muntah saat 3 bulan pertama. Sedangkan saat mengandungmu, mama hanya muntah 2 kali. Obat dari dokter yang meredakan rasa mual pun hanya mama minum 2 kali. Tidak begitu parah bukan ?

Gendhuk sayang..

Saat usia kehamilan mama berusia 8 minggu, mama periksa ke dokter kandungan. Saat itu mama di usg, terlihat kantong kehamilan berukuran 23 mm. Dirimu belum tampak sayang..hal yang berbeda saat mas Andro dulu, di usia 8 minggu sudah tampak saat di usg. Mama masih tenang-tenang saja. Mungkin memang berbeda tiap kehamilan.

Lalu, seminggu setelah ke dokter, mama deg-degan luar biasa saat mendapati flek berupa lendir coklat saat mama buang air kecil di kamar mandi. Terbayang kembali saat mengandung mas Andro dulu, hal yang sama mama alami. Namun, usia kandungan dulu sudah lebih dari 3 bulan yang dimungkinkan janin sudah melekat erat di rahim. Hingga saat itu, mama diberi obat penguat kandungan Premaston, flek bisa berhenti dengan sendirinya setelah keluar kurang lebih sepuluh kali. 

Maka, mama bergegas ke dokter. Usia kandunganmu  saat itu 9 minggu, sayang..Ukuran kantong rahim bertambah menjadi 30 mm. Namun lagi-lagi janin belum tampak saat di usg. Dokter mengatakan ada perkembangan, namun belum begitu bagus. Mama mencoba untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya. Semuanya pasti baik-baik saja. Lalu mama diberi resep oleh dokter obat penguat kandungan Premaston. Mama menebus obat itu di apotik, diberi Prestenol. Mama bertanya kepada petugas apotik, di resep Premaston kenapa diberi Prestenol. Katanya sama saja. Lalu mama googling  ternyata memang kandungan obat itu sama hanya beda merk saja. Premaston dari Firma, Prestenol dari perusahaan yang beda.

Segera mama mengkonsumsi obat itu 2 kali sehari sesuai petunjuk dokter. Sampai seminggu mama meminum obat itu, flek mama tidak berhenti malah semakin lama semakin banyak seperti menstruasi. Mama mulai curiga, there is something wrong. Memang, selama mama mengalami flek, mama tetap bekerja tidak melakukan bed rest full tanpa melakukan apa-apa. Hanya mama selalu berbaring dan tidur siang saja. Setelah itu tetap melakukan aktivitas seperti biasa, berjalan dan kadang-kadang naik motor. Mama pikir, ini flek biasa dan dokter juga tidak menyarankan untuk bed rest karena waktu mengandung kakakmu dulu, mama juga tetap bekerja seperti biasa, malah lebih berat dari sekarang. 

Lama-lama mama mulai khawatir saat darah mulai mengalir seperti menstruasi. Perut mulai kejang dan mulas seperti akan melahirkan. Dan mama semakin shock saat gumpalan darah kecil mulai keluar saat mama buang air kecil. Saat itu mama mulai berpikir untuk segera ke dokter. Namun, belum sempat mama ke dokter, tiba-tiba mama mengalami pendarahan cukup hebat, sayang..dirimu mulai keluar satu persatu berupa gumpalan darah dari kecil hingga cukup besar sebesar kepalan tangan. Mama semakin panik. Beberapa waktu mama berada di kamar mandi mengalami situasi seperti melahirkan. Lemas rasanya. Mama terhuyung dari kamar mandi dan segera di bawa papa ke rumah sakit.

Di ruang IGD rumah sakit, mama di tensi ternyata tekanan darah mama 80/60. Rendah sekali mungkin karena shock. Segera mama diinfus dan perlahan mulai normal tekanan darahnya. Lalu dengan ambulance mama dibawa ke rumah sakit yang lebih lengkap di Jogja. Saat di usg, dokter menyatakan bahwa janin sudah keluar dan tingal beberapa jaringan yang masih tertinggal di rahim sehingga mama harus menjalani kuret untuk membersihkan sisa-sisa gumpalan itu. Ah..mama menangis harus kehilanganmu, sayang..maafkan mama karena gagal menjagamu dengan baik. Hiks..

Gendhuk sayang,

Mama dibius total saat menjalani kuret oleh dokter kandungan di Jogja. Mama merasa melayang, tidak merasakan sakit apapun. Ketika mama tersadar, semuanya telah selesai dikerjakan. Seperti mimpi. Ya, semuanya seperti mimpi.

Mama mencoba bertanya kepada dokter apa yang menyebabkan keguguran ini, dokter mengatakan faktor usia. Ah, ya..mama sudah 34 tahun dan hampir 35 tahun. Dari pengetahuan yang mama baca,  usia kehamilan di atas 33 tahun memang cukup beresiko tinggi terhadap ancaman keguguran. Banyak factor penyebab keguguran diantaranya kelainan kromosom, letak plasenta, virus, bibit kurang baik, kecapekan, leher rahim lemah, alkohol dan merokok, narkoba, dan lain sebagainya. Namun tidak menutup kemungkinan,  ada pula yang hamil diatas 35 tahun namun melahirkan bayi yang sehat pula dan kehamilannya  baik-baik saja. Ah..pertambahan usia memang mempengaruhi keadaan fisik seseorang, termasuk kualitas sel telur dan sperma.

Hm..sekarang mama pasrah, tetap berusaha jika Tuhan memang mengijinkan untuk memberi lagi seorang adik untuk kakakmu, sayang..Tidak ada trauma, semua sudah menjadi kehendak-Nya. Mama ikhlas menjalaninya. Tuhan pasti punya rencana indah dari semua peristiwa ini. Amin.