Pages

Tuesday, November 2, 2010

Balita Mengenal Kambing Hitam ?

Gambar dipinjam dari sini


Semalam anak saya, Andro mengompol. Untuk yang kesekian kali sejak setahun yang lalu tidak memakai pampers. Jarang-jarang mengompol sebenarnya, tapi beberapa minggu ini cukup sering dibandingkan biasanya. Mungkin akibat cuaca yang dingin ditambah hujan yang turun akhir-akhir ini, atau saya yang kadang lalai mengantarkannya ke kamar mandi saat dia terbangun di malam hari diantara kantuknya. Memang semalam Andro tidak terbangun seperti biasanya, tidur pun cukup nyenyak jadi saya tidak tega membangunkannya untuk sekedar pipis di kamar mandi, toh sebelumnya sudah pipis dulu sebelum tidur.

Tahu-tahu menjelang dini hari Andro terbangun sambil bilang,” Ganti celana..ganti celana..”

Ups..benar saja celana, baju dan kasur sudah bersimbah pipis yang baunya khas itu. Dengan mata yang enggan melek, segera saya bawa ke kamar mandi, ganti celananya setelah saya lap badannya dengan air bersih. Setelah itu..dua-duanya tertidur pulas kembali.

Saat bangun tidur, saya tanya kepada Andro,”Siapa yang ngompol semalam ?”

Andro menjawab dengan keras,”Idot...!”

Saya sudah menduga, akhir-akhir ini Andro selalu memakai nama Idot untuk keperluan tertentu. Setahu saya, tidak ada nama temannya yang bernama Idot.

“Siapa Idot ?”, tanya saya untuk yang kesekian kali.

Andro tidak menjawab. Wajahnya menatap saya ragu-ragu. Belakangan saya tahu, Andro selalu memakai nama Idot saat dia mengompol dan untuk hal-hal yang kurang baik lainnya.

Saat saya tanya :

“Siapa yang nakal ?” jawabnya :”Idot...”

“Siapa yang malas ?” jawabnya : Idot...”

“Siapa yang jelek ?” jawabnya : Idot....”

“Siapa yang ngeyel ? Jawabnya : “Idot..”


Tapi saat saya tanya :

“Siapa yang pintar ?” jawabnya :”Andro..”

“Siapa yang rajin ?” jawabnya : “Andro..”

“Siapa yang ganteng ?” jawabnya : “Andro..”

“Siapa yang baik ?” jawabnya :”Andro..”

Hm..saya geleng-geleng kepala. Siapa yang ngajarin ya ? Idot adalah nama khayalan sekaligus kambing hitamnya untuk yang jelek-jelek. Asumsi saya, dengan memakai nama Idot, Andro tidak akan kena marah. Saya jadi ingat, waktu kecil dulu juga punya tokoh khayalan si baik dan si jahat dalam diri saya. Kedua tokoh itu laksana si kembar yang berbeda karakter. Saya menamainya Lili untuk yang baik dan Popo untuk si jahat. Saya bermain sandiwara sendiri memerankan tokoh si Lili dan si Popo yang sedang bercakap-cakap. Aneh ? Mungkin..tapi saya rasa itulah cikal bakal imajinasi saya berkembang hingga sekarang.

Saya cukup senang di usianya yang ke-3 tahun ini Andro sudah bisa membedakan yang baik dan yang buruk secara sederhana. Tapi saya tidak ingin, Idot selalu menjadi kambing hitam dan obyek tertuduh atas segala perbuatan buruknya. Saya ingin Andro mengakui secara jujur perbuatannya baik buruk atau baik. Istilahnya jangan sampai lempar batu sembunyi tangan dan berbohong. Bisa bahaya...

Memang tidak mudah untuk menjelaskannya secara panjang lebar kepadanya yang masih kecil, tapi saya mencobanya pelan-pelan. Bahwa setiap perbuatan itu ada sebab akibat, resiko dan tanggung jawab. Kalau berbuat salah, coba untuk diperbaiki. Oh my God..baru saya sadari ternyata menjadi orang tua itu sangat tidak mudah.

Kali lain, saya ngetes Andro lagi dengan pertanyaan..

“Siapa yang ngompol ?

“Andro...”

“Bagus..mau mengaku..Idot kemana ?”

“Lagi di Yogya..”

“Andro dan Idot itu sama nggak ?”

“Sama..”

Ya Tuhan..betapa bahagianya saya, Engkau titipkan seorang anak yang sangat lucu ini..