Pages

Sunday, May 24, 2015

Hamil itu Keajaiban

Kehamilan bagi saya adalah anugerah, keajaiban dan surprise terindah dari-Nya. Kehamilan menjadi reminder betapa kecilnya saya di hadapan-Nya. Saya sendiri merasakan, betapa sulitnya kehamilan itu, tapi melalui Kuasa-Nya semua bisa terlewati. Ya..saya selalu merasa terharu setiap mengingat kehamilan saya.

Saya mengalami kehamilan tiga kali. Dari tiga kali itu, satu kali mengalami keguguran sehingga saya dipercaya oleh Tuhan untuk dititipi dua orang anak, satu putra dan satu putri. Sepasang. Lengkap. Puji Tuhan.

Ketiga kehamilan itu, tidak mudah pada awalnya. Saya selalu mengalami flek hingga pendarahan di trimester pertama. 

Ada beberapa persamaan dari ketiga kehamilan itu : 

1. Keluar flek hingga pendarahan

Saat hamil si sulung, saya mengalami flek hingga sepuluh kali saat usia kehamilan 10 minggu. Padahal saat itu saya masih bekerja sebagai seorang karyawan. Oleh dokter kandungan saya diberi obat penguat premaston. Flek bisa berhenti saat usia kehamilan menginjak minggu ke-12.

Kejadian itu berulang kembali saat saya hamil kedua kalinya saat si sulung sudah berusia 6,5 tahun. Di usia kehamilan 6 minggu, saya mengalami flek kemudian periksa ke obgyn dan diberi obat penguat Prestenol. Saya merasa bersalah tidak segera periksa kehamilan begitu test pack positif. Saya masih santai menunggu nanti saja periksanya kalau sudah uk 8 minggu karena saya pikir waktu hamil kakak dulu, di uk 8 minggu janin belum kelihatan saat di usg. Kantong janin baru kelihatan saat usg dua minggu berikutnya. Ternyata, di uk 8 minggu sampai seminggu kemudian, flek tidak berhenti yang lama kelamaan menjadi pendarahan seperti menstruasi  meskipun sudah diberi obat penguat Prestenol. Pendarahan terus terjadi hingga akhirnya saya keguguran di uk 10 minggu. Duh..sedihnya saat saya harus menjalani kuretase.

Enam bulan pasca keguguran, saya dan suami memutuskan untuk hamil lagi, dan ternyata Tuhan mengabulkannya. Saya hamil untuk ketiga kalinya. Untuk kehamilan kali ini saya lebih waspada mengingat riwayat kehamilan saya sebelumnya. Begitu test pack positif saya dan suami segera periksa ke Obgyn meskipun saat di usg kantung janin belum kelihatan. Seperti biasa saya diberi vitamin untuk ibu hamil. Di uk 4 minggu, saya kembali was-was ketika saya mengalami flek lagi. Duh, Gusti..saya tidak ingin keguguran lagi. Segera saya periksa diantar suami dan diberi obat penguat Allynol. 

2. Bedrest  

Iya, saat kehamilan pertama dan kedua mengalami flek saya bedrest. Namun tidak total. Tetap beraktivitas namun hati-hati. Lha gimana, saat itu saya masih bekerja. Paling tiduran sebentar lalu aktivitas kembali. Setelah mengalami keguguran, dan kehamilan ketiga mengalami flek lagi, saya memutuskan untuk bedrest total. Selama 3 bulan saya menghabiskan banyak waktu untuk tiduran. Kebetulan, saya dan suami sudah resign dari pekerjaan dan buka usaha bersama. Saya benar-benar ingin kehamilan ketiga ini berhasil. Tak henti-hentinya saya berdoa sambil berurai air mata. Saat itu, saya was-was ketika flek masih saja ada meskipun sudah bedrest dan minum obat penguat. Duh Gusti..mudahkanlah kehamilan kali ini. Kegiatan naik motor saya stop total. Kegiatan antar jemput anak sekolah dilakukan oleh suami di sela-sela waktu mengurus toko usaha kami.  Keluar rumah juga saya kurangi kecuali pergi ke gereja dan periksa ke dokter. Selanjutnya saya bedrest saja. Dan ternyata, Tuhan mendengar doa saya..flek dan pendarahan berhenti setelah uk memasuki 12 minggu.

3. Ketidakseimbangan hormon

Konon, flek dan pendarahan yang saya alami ini karena ketidakseimbangan hormon progesteron dalam tubuh saya. Tubuh saya kekurangan hormon progesteron yang berfungsi untuk melekatkan janin di dalam kantong rahim. Sehingga perlu diberi obat penguat kandungan yang sebenarnya berfungsi untuk menyeimbangkan kadar hormon progesteron dalam tubuh saya sehingga janin bisa melekat dengan baik di kantung rahim dan harapannya bisa berkembang sebagaimana mestinya. Jadi obat penguat bukan untuk memperkuat kandungan karena sebenarnya kandungan atau rahim itu sudah kuat, hanya hormonnya saja yang diseimbangkan. Bermacam-macam merk obat penguat kandungan yang pernah saya konsumsi antara lain Premaston, Prestenol dan Allynol.

Biasanya ketidakseimbangan hormon ini terjadi di kehamilan trimester pertama dan berakhir saat uk 12 minggu ke atas, karena di usia kehamilan ini, tubuh sudah memproduksi hormon progesteron sendiri. Sehingga, di trimester kedua flek akan berhenti dan tidak diperlukan obat penguat kandungan lagi.

4. Telat dari HPL

Uniknya, kedua anak saya sama-sama mengalami kelahiran yang telat seminggu dari perkiraan lahir. Saya tidak mengalami bagaimana rasanya kontraksi atau pecah ketuban sebelum lahir. Jadi di hari perkiraan lahir saya tetap biasa saja tidak merasakan perut mulas dan kontraksi seperti orang akan melahirkan. Saya cukup khawatir saat anak pertama tak kunjung lahir. Padahal tiap pagi jalan-jalan, ngepel pake tangan dan kegiatan lain yang mempermudah proses persalinan. Beredar info kalau anak nggak lahir-lahir nanti kalau lahir anaknya berwajah tua, ada yang cacat, keracunan ketuban, plasenta mengalami pengapuran dan lain sebagainya yang cukup membuat saya risau. Lalu saya periksa ke Obgyn, dan setelah tahu saya  telat 5 hari dari HPL, saya disarankan untuk masuk RS dua hari kemudian untuk diinduksi. Dokter juga berpesan jika sebelum dua hari itu saya merasakan mulas atau pergerakan janin berkurang, langsung datang saja ke Rumah sakit bagian persalinan. Seperti de javu, ketika saya mau melahirkan anak kedua sama kejadiannya dengan saat  mau melahirkan anak pertama. Kebetulan saya memilih Obgyn yang sama.

Hm..itu tadi persamaan saya saat hamil tiga kali. Trus..pada penasaran gak ya kalau hamil anak laki-laki dan perempuan itu bagaimana. Kebetulan anak saya yang pertama laki-laki dan anak kedua saya perempuan. Penasaran ? Baiklah..akan saya ceritakan.

Begini ceritanya.. *mata menerawang hihihih..*

Hamil anak laki-laki ( si sulung ) :
  1. Teler, tiap hari mengalami morning sick, mual dan muntah-muntah, lemes pokoknya
  2. Senang makan yang asin-asin, contohnya telur asin..iya..suka banget, gak suka yang manis-manis
  3. Males dandan, kalo kerja seadanya aja gak suka aneh-aneh
  4. Kata orang sih, bentuk perut lonjong
  5. Saat kehamilan 7 bulan saya kena cacar air, sehingga harus diopname di rumah sakit. Obgyn sempat salah memberi info yang membuat deg-degan jika ibu hamil kena cacar air, resiko 10% bayi akan mengalami cacat pada pendengaran, kelainan perkembangan mata dan kepala bayi bisa membesar. Ternyata dilarat jika kemungkinan hanya 1%, itupun jika usia kehamilan masih trimester pertama. Duh..dok..bikin senewen aja..pokoknya saya dan suami berdoa dan berpasrah diri
  6. Mengalami perlakuan induksi, ini karena sudah telat dari HPL dan saya tidak merasakan perut mulas atau kontraksi sama sekali, maka Obgyn segera menginstruksikan saya diinduksi setelah rekam jantung bayi cukup kuat untuk diinduksi. Saya diinduksi dengan cara diberi obat tiap 4 jam sekali sampai tiga kali, namun pembukaan mulut rahim hanya sedikit (sampai bukaan dua). Lalu saya diinduksi dengan cara diinfus, ternyata cukup ampuh, baru beberapa tetes bukaan mulut rahim bisa cepat hingga sampai bukaan sembilan. Efek samping induksi adalah ternyata sakit sekali rasanya, perut mulas tiap 5 menit sekali dan jika janin tidak kuat bisa mengakibatkan janin stress karena perlakuan ini membuat janin di dalam perut merasa tidak nyaman.
  7. Melahirkan secara normal setelah hampir kehabisan tenaga karena diinduksi selama 24 jam. Sempat muntah dua kali karena kecapekan dan kesulitan mengejan. Akhirnya di detik-detik terakhir saat dokter mengultimatum akan melakukan vacum atau operasi caesar sebagai jalan terakhir, entah kekuatan darimana saya bisa mengejan sekuat tenaga dan si sulung akhirnya bisa lahir. Tak peduli walaupun dijahit hampir menyerupai obras.
Hamil anak perempuan ( si bungsu ) :
  1. Mual dan muntah tidak terlalu sering seperti hamil anak laki-laki
  2. Senang makan yang segar-segar rasa manis dan asam, pedas juga tapi tidak banyak-banyak..
  3. Senang dandan, kata orang keliatan fresh dan cantik..banyak yang nebak kalo nanti anaknya cewek
  4. Kata orang lagi, bentuk perut bundar 
  5. Tidak mengalami induksi karena janin kurang responsif / gerakan berkurang
  6. Lahir secara operasi caesar, perut saya tidak mengalami kontraksi sehingga terjadi pendarahan cukup banyak, setengah sadar saya mendengar Obgyn berkata,"Berdoa mba.., tidak kontraksi ini.." Ya Tuhan..saya berdoa dalam keadaan antara sadar dan tidak, kemudian saya merasa pusing dan tidak ingat apa-apa selain rasa melayang-layang di atas awan yang putih. Padahal kalau operasi caesar seharusnya tetap sadar karena yang dibius hanya perut ke bawah. Saya sadar kembali saat dokter sudah selesai melakukan operasi dan saya bisa mencium bayi kedua saya. Kata dokter, alat yang digunakan untuk menjepit pembuluh darah supaya kontraksi dan mengurangi pendarahan sampai dua set. Ya Tuhan..terima kasih akhirnya saya bisa sadar kembali dan bisa melihat anak kedua saya. Benar-benar pengalaman melahirkan yang cukup menegangkan.
Foto kiri saat hamil si bungsu, perempuan
Foto kanan saat hamil si sulung, laki-laki
Ada perbedaan bentuk perut gak, ya..? Bulat atau lonjong .. ^-^

Nah, cerita tentang kehamilan sudah. Sekarang,  coba perhatikan foto diatas. Saya merasa beruntung karena kedua kehamilan saya telat dari hpl, jadi bisa foto dulu menjelang kelahiran. Coba kalau sudah mules duluan atau ketuban pecah, mau foto-foto..mana sempaaatttt...heheheh..Benar gak ya perut saya lonjong saat hamil anak pertama (foto kanan). Atau benarkah perut saya bentuknya bundar saat hamil anak kedua (foto kiri). Mitos atau fakta, yang pasti saya sangat bersyukur kedua anak saya lahir tanpa kurang suatu apapun. 

Dan, saya merasakan hampir semua cara melahirkan dari normal, induksi, kuretase hingga operasi caesar. Kalau disuruh membandingkan, mana yang paling sakit diantara semuanya itu ? Hm..semua sakit ! Tapi, semua rasa sakit itu terbayar dengan pecahnya tangis bayi. Waaahhh..rasanya bahagiaaaa...sekali...Saya merasakan kasih Tuhan yang luar biasa dengan memberi kepercayaan kepada saya untuk menyendang gelar seorang ibu. It's so amazing.

 Foto kiri : Si Sulung 
Foto kanan : Si Bungsu