Pages

Tuesday, December 18, 2012

Flek Saat Hamil, Ancaman Keguguran ?



Gambar dipinjam dari sini


Gendhuk sayang, sedang apa di surga..

Ah, rasanya engkau masih ada di perut mama. Waktu yang singkat mampu menumbuhkan cinta yang teramat dalam, sayang..

Telah terbentuk angan, jika engkau lahir nanti, apa-apa saja yang akan mama siapkan. Tahu nggak, kakakmu sangat  antusias sekali saat mengetahui kehadiranmu di perut mama, sayang..Berkali-kali perut mama diusap-usap penuh kasih sambil mengajakmu bicara.. 

“Mama, besok kalau gendhuk lahir pasti lucu ya,  rambutnya dikuncir dua, hihi..” 

Mama tersenyum, turut berbahagia saat membayangkanmu, sayang..Memang, jenis kelaminmu belum terlihat laki-laki atau perempuan, namun kakakmu sangat yakin kalau engkau seorang perempuan dan dinamainya gendhuk. Lalu, kakakmu yang sangat hiperaktif ini, biasanya paling suka mengajak mama berguling-guling, namun sejak mama bilang ada dirimu di perut mama, mas Andro mau menghentikan kebiasaannya itu dengan mengelus perut mama dan mengajakmu bicara..aih…

Gendhuk sayang.. 

Sejak 2 minggu mama telat haid dan dengan test pack mama dinyatakan positif hamil, mama dan papa sangat senang sekali. Terbayang mas Andro yang sekarang berusia 5 tahun, sebentar lagi akan memiliki seorang adik. Segera mama membeli susu untuk ibu hamil. Semua makanan yang menjadi pantangan bagi ibu hamil seperti tape, nanas, daging kambing, merica, daun papaya, pepaya muda, buah impor jelas mama jauhi. Hampir setiap hari mama mengkonsumsi pisang yang mengandung asam folat, sangat baik untuk perkembangan otak janin selain vitamin yang diberi oleh dokter.

Di awal-awal sejak positif, mama sering mual dan pusing. Hal yang sama mama rasakan saat mengandung mas Andro dulu. Namun mama ingat, rasa ini belum begitu parah seperti saat mengandung mas Andro dulu. Dulu, hampir setiap pagi mama muntah saat 3 bulan pertama. Sedangkan saat mengandungmu, mama hanya muntah 2 kali. Obat dari dokter yang meredakan rasa mual pun hanya mama minum 2 kali. Tidak begitu parah bukan ?

Gendhuk sayang..

Saat usia kehamilan mama berusia 8 minggu, mama periksa ke dokter kandungan. Saat itu mama di usg, terlihat kantong kehamilan berukuran 23 mm. Dirimu belum tampak sayang..hal yang berbeda saat mas Andro dulu, di usia 8 minggu sudah tampak saat di usg. Mama masih tenang-tenang saja. Mungkin memang berbeda tiap kehamilan.

Lalu, seminggu setelah ke dokter, mama deg-degan luar biasa saat mendapati flek berupa lendir coklat saat mama buang air kecil di kamar mandi. Terbayang kembali saat mengandung mas Andro dulu, hal yang sama mama alami. Namun, usia kandungan dulu sudah lebih dari 3 bulan yang dimungkinkan janin sudah melekat erat di rahim. Hingga saat itu, mama diberi obat penguat kandungan Premaston, flek bisa berhenti dengan sendirinya setelah keluar kurang lebih sepuluh kali. 

Maka, mama bergegas ke dokter. Usia kandunganmu  saat itu 9 minggu, sayang..Ukuran kantong rahim bertambah menjadi 30 mm. Namun lagi-lagi janin belum tampak saat di usg. Dokter mengatakan ada perkembangan, namun belum begitu bagus. Mama mencoba untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya. Semuanya pasti baik-baik saja. Lalu mama diberi resep oleh dokter obat penguat kandungan Premaston. Mama menebus obat itu di apotik, diberi Prestenol. Mama bertanya kepada petugas apotik, di resep Premaston kenapa diberi Prestenol. Katanya sama saja. Lalu mama googling  ternyata memang kandungan obat itu sama hanya beda merk saja. Premaston dari Firma, Prestenol dari perusahaan yang beda.

Segera mama mengkonsumsi obat itu 2 kali sehari sesuai petunjuk dokter. Sampai seminggu mama meminum obat itu, flek mama tidak berhenti malah semakin lama semakin banyak seperti menstruasi. Mama mulai curiga, there is something wrong. Memang, selama mama mengalami flek, mama tetap bekerja tidak melakukan bed rest full tanpa melakukan apa-apa. Hanya mama selalu berbaring dan tidur siang saja. Setelah itu tetap melakukan aktivitas seperti biasa, berjalan dan kadang-kadang naik motor. Mama pikir, ini flek biasa dan dokter juga tidak menyarankan untuk bed rest karena waktu mengandung kakakmu dulu, mama juga tetap bekerja seperti biasa, malah lebih berat dari sekarang. 

Lama-lama mama mulai khawatir saat darah mulai mengalir seperti menstruasi. Perut mulai kejang dan mulas seperti akan melahirkan. Dan mama semakin shock saat gumpalan darah kecil mulai keluar saat mama buang air kecil. Saat itu mama mulai berpikir untuk segera ke dokter. Namun, belum sempat mama ke dokter, tiba-tiba mama mengalami pendarahan cukup hebat, sayang..dirimu mulai keluar satu persatu berupa gumpalan darah dari kecil hingga cukup besar sebesar kepalan tangan. Mama semakin panik. Beberapa waktu mama berada di kamar mandi mengalami situasi seperti melahirkan. Lemas rasanya. Mama terhuyung dari kamar mandi dan segera di bawa papa ke rumah sakit.

Di ruang IGD rumah sakit, mama di tensi ternyata tekanan darah mama 80/60. Rendah sekali mungkin karena shock. Segera mama diinfus dan perlahan mulai normal tekanan darahnya. Lalu dengan ambulance mama dibawa ke rumah sakit yang lebih lengkap di Jogja. Saat di usg, dokter menyatakan bahwa janin sudah keluar dan tingal beberapa jaringan yang masih tertinggal di rahim sehingga mama harus menjalani kuret untuk membersihkan sisa-sisa gumpalan itu. Ah..mama menangis harus kehilanganmu, sayang..maafkan mama karena gagal menjagamu dengan baik. Hiks..

Gendhuk sayang,

Mama dibius total saat menjalani kuret oleh dokter kandungan di Jogja. Mama merasa melayang, tidak merasakan sakit apapun. Ketika mama tersadar, semuanya telah selesai dikerjakan. Seperti mimpi. Ya, semuanya seperti mimpi.

Mama mencoba bertanya kepada dokter apa yang menyebabkan keguguran ini, dokter mengatakan faktor usia. Ah, ya..mama sudah 34 tahun dan hampir 35 tahun. Dari pengetahuan yang mama baca,  usia kehamilan di atas 33 tahun memang cukup beresiko tinggi terhadap ancaman keguguran. Banyak factor penyebab keguguran diantaranya kelainan kromosom, letak plasenta, virus, bibit kurang baik, kecapekan, leher rahim lemah, alkohol dan merokok, narkoba, dan lain sebagainya. Namun tidak menutup kemungkinan,  ada pula yang hamil diatas 35 tahun namun melahirkan bayi yang sehat pula dan kehamilannya  baik-baik saja. Ah..pertambahan usia memang mempengaruhi keadaan fisik seseorang, termasuk kualitas sel telur dan sperma.

Hm..sekarang mama pasrah, tetap berusaha jika Tuhan memang mengijinkan untuk memberi lagi seorang adik untuk kakakmu, sayang..Tidak ada trauma, semua sudah menjadi kehendak-Nya. Mama ikhlas menjalaninya. Tuhan pasti punya rencana indah dari semua peristiwa ini. Amin.



Wednesday, October 10, 2012

Bukan Balita Lagi



Hari ini, status balita kau tanggalkan, nak..Welcome di dunia anak-anak yang penuh dengan keceriaan. Tepat 5 tahun usiamu kini. Tak terasa begitu cepat waktu berjalan.

Sepertinya baru kemarin, saat mama dan papamu berpelukan bahagia saat mendapati dua strip di test pack untuk tes kehamilan. Betapa kasih Tuhan begitu luar biasa menghadiahkan kehadiranmu dalam keluarga kita, nak..Masa-masa sulit kehamilan, dimana flek pernah mama alami di usia kandungan 3 bulan, seolah terlewat dengan tawa bahagia kelahiranmu ke dunia.

Anak lanang, boy..kau sandang kini. Bukan bayi, batita atau balita lagi. Di pundakmu telah banyak tanggung jawab yang harus kau pikul, seiring dengan keceriaan duniamu saat ini. Dunia sekolah, dimana kamu banyak belajar dan selalu ingin tahu. Dunia anak yang polos, ceria dan spontan juga harus kau nikmati dengan penuh kebahagiaan. Apapun itu, akan semaksimal kami lakukan untukmu, sayang..demi tumbuh kembangmu yang terbaik. Mungkin tidak dengan materi semata, namun kasih dan sayang kami lebih dari yang kau ketahui.

Ah, ya..di ultahmu yang kelima ini, bertepatan pula dengan tiga tahun usaha Wiyono Putro Autoshop. Tepat tiga tahun orangtuamu berjualan ban dan onderdil mobil. Beberapa hari menjelang ulang tahunmu, ada sebuah kejutan yang menggembirakan. Di depan toko ban orang tuamu, ada mobil angkutan ayam potong tiba-tiba lepas bannya. Berhenti di jalan tepat depan toko. Pemilik mobil turun dan memperbaiki. Ternyata dongkraknya kurang kuat, lalu mereka berupaya mendongkrak dengan batu besar sebagai ganjal. Mereka tidak meminta pertolongan kami atau siapapun. Lalu papa berinisiatif menyuruh karyawan untuk membantu dengan dongkrak toko. Lalu beres semuanya. Kami tak berharap imbalan apapun bahkan uang jasa pun tidak kami minta. Karena kami memang murni menolong orang kesusahan. Tak disangka, pemilik mobil mengambil satu ayam dan menyerahkan kepada kami sambil berucap terima kasih. Sungguh tak menyangka. Rejeki selalu datang tanpa diduga. Jadi, ayam itu disembelih sebagai lauk menemani nasi kuning yang dimasak ibu khusus di hari ultahmu kan, nak..surprise yang menggembirakan.

Masih lekat dalam ingatan, perkembanganmu dari masa ke masa sayang. Senyum pertamamu, saat usiamu 3 minggu. Betapa bahagianya mama melihat senyummu yang amat manis. Kamu mulai bisa diajak bercanda, dan tawamu selalu menggemaskan. Polah tingkahmu begitu reaktif. Lalu kau mulai tengkurap saat tiga bulan. Usia lima bulan, kau mengebut di kendaraan pertamamu, baby walker. Senyummu tak henti-henti sambil menjerit kesenangan. Ah..betapa lucunya. Tau nggak, baby walker itu jadi alasan mama untuk bisa berlama-lama menyuapimu karena saat digendong, tingkahmu tak pernah bisa berhenti saat disuapi. Pernah makanannya tumplek blek kena tanganmu yang tidak bisa diam saat digendong. Jadi, selain untuk melatih kaki-kakimu dan merangsangmu supaya bisa lekas duduk, baby walker membuatmu agak kalem makan karena perhatianmu full dengan mainan. Tentunya sambil kaki mama menahan baby walker itu supaya kamu tidak ngebut sana sini saat makan.

Olala..mama terkejut saat usiamu menjelang 6 bulan, kamu sudah bisa duduk sendiri tanpa menumpu. Betapa menyenangkannya. Mama selalu membaca buku-buku tentang perkembangan bayi dari masa ke masa dan mama selalu menghubungkannya dengan perkembanganmu, sayang..apakah semuanya baik-baik saja, apakah normal, apakah ada yang janggal, mama selalu memantau supaya tidak kecolongan. Imunisasi pun selalu diberikan sesuai perkembangan umur tepat waktu.

Saat usia 7 bulan, kamu begitu lincah merangkak. Bahkan mama pernah kehilanganmu, mencari-cari ternyata kamu sudah berada dekat kompor gas di dapur. Waduh..cepat sekali merangkaknya. Pembawaanmu riang, tak pernah bisa diam. Selalu tertawa dan membahagiakan. Kamu juga jarang sakit. Paling pilek atau batuk dan panas. Tapi bersyukur, sejauh ini kamu selalu sehat dan kalaupun sakit selalu cepat sembuhnya. Ah..semoga itu berlanjut hingga kamu dewasa, ya nak..

Usia sebelas bulan, kamu sudah bisa berjalan. Tiga langkah pertamamu, kamu berteriak kegirangan sambil tertawa. Kamu terjatuh, namun bangkit lagi. Selalu dan selalu begitu hingga akhirnya kamu lancar berjalan. Kamu tipe pantang menyerah, nak..mama suka.

Usia 1,5 tahun kamu sudah lancar berjalan dan berlari. Mulai senang bicara dan menyanyi. Semua lagu anak mulai kau hafal. Ada beberapa yang belum jelas pengucapannya..lucu selalu..

Saat usiamu dua tahun, tepat di hari ulang tahunmu, kamu ditanggap semua keluarga besar dari kakung dan uti sayang. Hampir dua puluh lagu anak-anak kau nyanyikan secara medley. Aih..menyenangkan. Semua tertawa, gembira dan bahagia. Kamu memang pandai membawakan suasana, nak..

Tiga tahun, kamu mulai belajar naik sepeda. Masih yang roda empat. Pelan namun pasti. Kamu menyukainya. Mulai masuk sekolah PAUD. Mulai memahami apa arti belajar.

Usia empat tahun lebih 2 bulan, kamu mulai bisa naik sepeda roda dua. ah..nggak nyangka, secepat itu kamu bisa melakukannya. Padahal awal-awal dua roda pembantunya dilepas, kamu tampak masih kagok dan belum seimbang. Seringkali terjatuh dan agak takut. Namun kami menguatkannya, dan ternyata di hari ketiga belajar, kamu sudah berhasil menaikinya dengan lancar. Jatuh beberapa kali, kau terbangun lagi pantang mundur. Hebat. Mama bangga dengan jiwa pantang menyerahmu.

Lalu, di hari ini..tepat lima tahun usiamu. Setelah masuk TK kecil, kamu bertumbuh dengan segala cinta. Ya, kami sangat menyayangi dan mencintaimu, nak..apapun yang menjadi segala cita dan cintamu akan kami dukung sepenuh hati, semaksimal kemampuan orang tuamu. Kami selalu berharap, Tuhan memberikan berkat dan rahmat yang senantiasa menjadikanmu anak yang baik, taat pada Tuhan dan orang tua, bertanggung jawab, rajin, mengerti segala tugas dan kewajiban. Menjadi anak yang mempunyai sikap dan prinsip yang bisa dipertanggung jawabkan. Menjadi anak yang tahu etika, estetika dan logika. Semuanya..demi masa depan yang lebih baik dari sekarang.

Akhirnya, dengan penuh cinta kami ucapkan selamat ulang tahun, Andro sayang..semoga panjang umur and yang terbaik untukmu selalu..

Saturday, October 6, 2012

Geliat Ibu-Ibu Di TK Theresia Gunung Kidul


Sejak Andro, anak saya masuk TK kecil, kegiatan baru dimulai. Mulai dari bangun pagi, ke tukang sayur, memasak sarapan, memandikan anak sampai berbagi tugas dengan suami untuk menyiapkan seragam dan menyuapi si kecil saat saya mandi. Semuanya serba cepat dan harus tepat waktu. Maklum, jarak rumah dan sekolah cukup jauh, jadi saya harus memprediksi berapa menit harus berangkat sehingga sampai sekolah tidak terlambat.

Sampai sekolah, di ruang tunggu biasanya sudah berkumpul para ibu muda yang mengantar jemput anaknya. Ada yang mengantar langsung pulang seperti saya, ada yang mengantar hingga menunggu di ruang tunggu sampai tiba waktunya anak pulang. Biasanya kami saling bertegur sapa dengan memakai predikat nama anaknya, seperti saya dipanggil mama Andro, kemudian saya memanggil dengan nama anaknya masing-masing seperti mama Tita, mama Jalu, mama Metta, mama Brian, dan lain-lain. Jarang yang menyebut nama asli dari para ibu ini, bahkan seringkali nama aslinya tidak tahu, lebih ngetop nama anaknya. Hehehe..

Dari kumpulan para ibu ini, saya jadi sering dapat banyak info terutama dari ibu-ibu yang menunggui anaknya. Seperti misalnya anak saya pulang lebih cepat dari jadwal saat ada kegiatan extrakurikuler, tak jarang mereka mengirim sms atau telepon bahwa anak saya sudah waktunya dijemput. Kemudian, tiap hari jumat ada kegiatan arisan dari ibu-ibu ini plus iuran sosek untuk dana yang dikeluarkan jika sewaktu-waktu ada ibu-ibu yang sakit atau kena musibah sehingga perlu ditengok. Kegiatan baru ini terasa begitu menyenangkan. Mendapat teman baru dan hal-hal baru yang mengasyikkan seperti kemarin ada acara lutisan di ruang tunggu. Yang mencengangkan adalah inisiatif dari beberapa ibu yang rela membawa cobek dan membuat sambal di sana. Ada yang sukarela membawa mangga, belimbing, bengkuang, timun yang beberapa adalah hasil dari kebun sendiri. Ada juga yang membawa rempeyek dan makanan lainnya. Seru..saya ikut menikmati hehe..

Ternyata oh ternyata, para ibu-ibu ini sebagian besar fesbukers lho..kami saling add akun masing-masing dan lucu-lucuan saat komentar di status masing-maing. Termasuk aksi lutisan ini akan di upload di facebook. Hihi..lucu ya..

Lalu, karena tiap hari kamis dari sekolah ada acara makan-makan untuk anak-anak sekolah yang dananya disubsidi dari sekolah, namun yang menyiapkan orang tua murid, maka semakin terjalin keakraban diantara para ibu-ibu ini. Apalagi yang satu kelompok menyiapkan makanan. Ada yang memasak bareng-bareng. Ada yang pesan sesuai dengan menu yang telah ditentukan pihak sekolah. Kelompok saya kebagian jatah menyiapkan menu bakso dan buah di bulan September ini. Satu kelompok lima orang. Sebulan sebelumnya, kami sudah rapat bakso haha..istilah yang kami gunakan untuk merembug hal ini. Komitmennya, kami akan pesan di warung bakso yang cukup ternama, kemudian dananya menyesuaikan, jika kurang ya kami tomboki bareng-bareng, trus jika makanannya sisa ya kami bagi bareng-bareng. Hehe..sedap..

Banyak suka dan duka yang telah kami lalui. Tapi lebih sering banyak sukanya. Saling bertukar info, mengunjungi orang sakit dan saling curhat perihal anak sampai suami masing-masing. Seru..gerrr...kalau ada cerita yang lucu. Misalnya cerita tentang sifat suami masing-masing. Ada yang bangga cerita kalau suaminya tipe romantis, yang sehari bisa sms istrinya berkali-kali padahal nanti ketemu juga di rumah, ada yang suaminya tipe cool, dari jaman pacaran sampai sekarang jadi suami nggak pernah bilang I love you. Hahahaha..ada-ada saja. Untung suami saya sedang-sedang saja. Walaupun pendiam, tapi pernah bilang I love you hihi..

Yah..ini dunia baru bagi saya. Dunia yang penuh warna. Dunia yang apa adanya dan tetap harus ceria walau sekarang posisi saya adalah orang tua. Yang punya tugas mendidik anak sekuat tenaga, memberikan yang terbaik untuknya. Istilahnya, walaupun sudah jadi orangtua, urusan gaul tetep..cuma ya beda seperti saat masih gadis dulu. Sekarang prioritas utama adalah keluarga, bergaul hanya sampingan itupun dilakukan denga waktu seefisien mungkin. Kalau saat masih gadis, bergaul punya peran lebih besar untuk mencari teman dan syukur-syukur dapat jodoh pendamping hidup membina keluarga hehe..


Wednesday, September 26, 2012

Hindari Stress Mental Pada Anak


Tidak seperti biasanya, pagi ini Andro ngadat nggak mau masuk sekolah. Alasannya macam-macam, katanya masuk anginlah, padahal saya yakin Andro baik-baik saja. Mau belajar di rumahlah, yang biasanya mesti disuruh-suruh. Saya heran, tidak biasanya Andro yang semangat setiap mendengar kata sekolah tiba-tiba mlempem begini. Saya bingung, bagaimana cara membujuknya. Mungkin ini akibat dari libur panjang saat lebaran kemarin. Seminggu lebih cukup untuk bersantai-santai bila dibandingkan harus bangun pagi, mandi saat mengantuk dan pergi ke sekolah.

“Ayo, Andro mandi, sudah saatnya masuk sekolah, liburannya sudah selesai..”

Kata saya saat Andro sudah dibangunkan. Membangunkannya pun penuh perjuangan. Lama meleknya, keliatan masih ngantuk sekali.

“Andro masuk angin, ma..capek..”

Saya raba keningnya. Biasa saja, tidak panas yang mengindikasikan kalau dia sakit. Kemarin, Andro liburan ke pantai bersama saudara-saudaranya. Mungkin masih pengin libur, pikir saya.

“Ya sudah, periksa ke dokter ya..”

Kata saya, dengan asumsi Andro segan pergi ke dokter.

“Iya, ma..Andro mau disuntik..”

Saya terkejut. Waduh..salah strategi nih..mikir lagi..Mana jam sudah mepet lagi, bisa telat pikir saya.

“Ya udah, yang penting mandi dulu, ayo..”

Andro mengangguk. Mau saya giring ke kamar mandi. Lalu ritual mandi pun berjalan lancar. Andro menurut saat sikat gigi dan disabun.

“Ke dokternya pakai seragam sekolah ya, biar dokternya tahu kalau Andro sudah TK..”

“Nanti dokternya biar tahu ya..ya..Andro mau..”

Yes..bujukan saya berhasil. Seragam saya pakaikan. Sepatu saya pakaikan. Beres, trus sarapan dan berangkat.

Saat arah motor saya belokkan ke kanan, Andro protes.

“Mama, kalau ke dokter kan belok kiri bukan ke kanan..”

Gawat. Andro sudah tahu arah. Memang arah rumah sakit ke kiri dari rumah.

“Ehm..yang di rumah sakit sini dokternya belum datang sayang, kita ke dokter yang di Wonosari..”

“Ya...”

Jawab Andro tanpa curiga. Maafkan mamamu, nak, berbohong demi kebaikanmu.

Lalu kendaraan saya pacu dan ketika mendekati sekolah Andro, Andro mulai curiga.

“Kok ke sekolah, nggak mau, Andro nggak mau...”

Saya mulai was-was. Segera saya parkir kendaraan di depan sekolah. Turun dari motor Andro langsung berlari menjauh dari sekolah, saya segera mengejarnya. Wajahnya tampak pucat, seperti takut terhadap sesuatu.

“Andro kenapa ? Biasanya paling senang ke sekolah..nanti ketemu teman-teman, sayang..”

Andro menggeleng kemudian hampir menangis. Saya menggandengnya, Andro tetap terdiam di tempat. Lalu tangisnya pecah. Saya kebingungan.

“Ayo, sayang..sudah telat ini, Andro ada upacara bendera kan..?”

Andro tetap menggeleng dan menangis keras.

“Ayo pulang, mama..Andro mau pulang..”

“Sayang, kalau Andro tidak mau masuk sekolah, mama harus minta ijin dulu sama Bu Guru. Ayo bilang sama bu Guru dulu..”

Tangis Andro berhenti.

“Mama aja yang bilang, Andro tunggu disini..”

“Baiklah..Andro jangan kemana-mana ya...”

Saya beranjak menuju sekolah. Andro pernah sekali tidak masuk sekolah karena sakit batuk dan pilek. Itupun karena melihat temannya sakit dan tidak masuk sekolah, makanya dia ikut-ikutan. Padahal biasanya, dalam keadaan apapun Andro tetap ingin masuk sekolah.

Saya bertemu dengan ibu-ibu dari teman-temannya Andro, yang menunggui anaknya. Kepada mereka saya cerita kalau Andro tidak mau masuk sekolah dan sekarang menunggu di parkiran. Mama Tita menyarankan agar saya menemui Bu Pri, guru kelasnya Andro agar mau dibujuk. Lalu saya menemui Bu Pri yang sedang mendampingi upacara dan menceritakan semuanya. Lalu Bu Pri dan saya menemui Andro di parkiran untuk menjemput dan membujuknya masuk.

“Andro belum salam sama Bu Guru...”

Sapa Bu Pri. Andro tampak terkejut, kemudian mengulurkan tangannya malu-malu.

“Ayo, sudah ditunggu temannya lho..belum tahu ceritanya mas Gilang ya..lucu lho..tadi cerita tentang binatang peliharaan di rumahnya..”

Andro menangis lagi. Ajakan saya untuk masuk tetap tidak ditanggapinya. Digandeng malah meronta, saya dan Bu Pri berkolaborasi membawanya masuk ke sekolah. Bahkan Bu Pri berinisiatif menggendong Andro yang meronta-ronta dan sangat berat itu. Andro menangis semakin keras, meronta sejadi-jadinya. Namun Bu Pri dan saya tetap berusaha untuk membawanya masuk ke sekolah. Tidak boleh berlarut-larut.

Sampai depan kelas, Andro berlari saya berhasil mengejarnya.

“Ayo, mama temani masuk kelas, ya...”

Sekuat tenaga saya mengajak Andro masuk ditemani Bu Pri. Akhirnya Andro menurut, mulai tenang. Saya duduk di bangku belakang. Andro menoleh ke arah saya dan mulai tersenyum. Tangisnya berhenti. Memang, selama ini emosi Andro yang meledak-ledak sering berlaku sebentar. Jadi harus pinter-pinternya saya menenangkannya.

Di dalam kelas, berkali-kali Bu Pri mengajak Andro berkomunikasi. Menanyakan cita-citanya mau jadi apa dan dijawab dengan semangat oleh Andro.

“Andro mau jadi Romo...”

“Hebat..Romo itu yang biasa memimpin misa, memimpin retreat dan pinter...Tepuk tangan untuk Andro...”

Teman-temannya bertepuk tangan. Andro mulai tenang, saya juga sedikit lega. Berkali-kali Andro menengok ke arah saya memastikan bahwa saya ada untuknya. Andro mulai biasa lagi, sudah tidak ada beban yang mengganjal. Kemudian saya dekati dan beri minuman. Andro mau minum.

“Sayang, mama tinggal dulu ya..mama mau ke bank dulu. Nanti dijemput..”

Andro mengangguk mantap. Segera saya pamit kepada Bu Pri dan mengucapkan terima kasih.

“Andro hebat ya..mau ditinggal mamanya. Tepuk tangan untuk Andro..”

Sekali lagi tepuk tangan membahana. Saya terharu. Dengan dibesarkan hatinya, Andro bisa menguasai emosinya lagi.

Saya runut-runut, beberapa waktu lalu, saat orang tua ada acara rapat di sekolah, Andro pernah disungkurkan teman-temannya yang usil ke dalam kolam ikan di depan sekolah. Saat itu, Andro masuk ke ruangan saya rapat, dan dengan wajah hampir menangis mengajak saya untuk pulang. Saya terkejut, bajunya basah semua. Mungkin, kejadian itu menjadi sebab kenapa Andro enggan masuk sekolah hari ini. Andro sedikit trauma dengan bullying dari teman-temannya. Saat kejadian itu saya tidak melihat siapa yang melakukannya. Yang jelas Andro tampak sedih dan tertekan setelah itu. Lalu saya jelaskan, bahwa teman-teman Andro itu banyak macam sifatnya. Ada yang baik, ada yang usil...tapi Andro tidak perlu membalas keusilan mereka. Biarkan saja, yang penting sekarang Andro lebih hati-hati dan waspada. Tidak usah takut, jadi lelaki harus tangguh, berani dan kuat. Jangan cengeng. Begitu nasehat saya saat itu. Ya, semoga saja pengalaman ini menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua.

Satu yang pasti, saat anak sedih, kehilangan rasa percaya diri, jangan kita lemahkan. Tetapi kita kuatkan, besarkan hatinya sehingga dia tidak merasa sendiri dan merasakan perhatian serta kasih sayang terutama dari kita orang tuanya. Perlakuan kasar dan main fisik hanya akan membuat anak trauma, stress dan menjadi pemberontak di kemudian hari, tentunya kita tidak ingin hal itu terjadi. Ok, sekian dulu ceritanya. Bye...

Thursday, July 19, 2012

Berapa Usia Anak masuk TK ?


Tanggal 16 Juli 2012 kemarin, anak saya masuk TK kecil di usianya 4 tahun 9 bulan. Di kelasnya, Andro  masuk golongan A2. TK kecil ini dibedakan 2 golongan yaitu A1 dan A2. Golongan A1 untuk usia kurang dari 4 tahun. Sedangkan A2 untuk golongan lebih dari 4 tahun. Pada awalnya, saya bingung mau memasukkan TK kecil setahun yang lalu. Andro yang lahir di bulan Oktober membuat segalanya serba tanggung. Lain kalau lahirnya di bulan Juli atau sebelumnya.

Menurut pengetahuan yang saya baca, perkembangan mental tiap anak berbeda-beda. Selisih beberapa bulan sangat berarti bagi anak kecil, beda dengan orang dewasa. Ketika usia anak kurang dari 4 tahun dimasukkan ke TK, mungkin secara kepandaian bisa mengikuti, namun jiwa dan mentalnya bisa jadi belum siap dalam hal tanggung jawab dan disiplin. Biasanya seperti itu. Namun ada juga sih, anak yang umurnya belum cukup namun mental dan jiwanya sudah siap, tergantung dari perkembangan anak-anak yang berbeda-beda.

Saya menilai, anak saya belum cukup matang mentalnya setahun yang lalu. Anak saya masih cocok ikut PAUD belum TK. Jadi menurut hemat saya, lebih baik mengundur waktu hingga cukup umur masuk TK daripada belum cukup umur namun dipaksakan untuk tetap mengikuti pelajaran. Mengingat di masa sekarang pelajaran anak TK begitu beragam dan cukup sulit bila dibandingkan jaman saya TK dulu.  Harapannya, saat lulus TK nanti, anak saya berumur 7 tahun kurang 3 bulan saat masuk SD. Pas waktu dan mentalnya.

Ketika Andro di PAUD, sama sekali tidak mau ditinggal sama mbak pengasuhnya. Maunya ditungguin sampai selesai, ditinggal sebentar ke kamar kecil saja sudah teriak-teriak. Belum lagi acara jalan-jalan sendiri saat ibu guru menerangkan. Pokoknya belum sepenuhnya mengerti bagaimana seharusnya bersikap saat belajar di sekolah. Namun kemarin, saya cukup berbangga hati ketika di hari pertama masuk, Andro sudah mau saya tinggal di lingkungan barunya yang masih asing. Bahkan Andro sudah bisa berbaur dengan teman-temannya dan para guru. Saya menilai Andro cukup antusias dan pro aktif dengan sekolah barunya.

Lalu, kebiasaan baru Andro yang membuat saya semakin bangga adalah Andro sudah bisa bangun pagi sendiri yang biasanya bangun sekitar jam 7 pagi. Kali ini Andro bangun jam setengah enam, kemudian mandi lalu sarapan dan sudah siap sebelum jam tujuh pagi tanpa acara rewel atau menangis. Bahkan berinisiatif memakai baju, kaos kaki dan sepatunya sendiri. Jiwa mandirinya mulai tampak. Saya terharu, tak terasa anak saya sudah besar.

Lalu, jarak 7 kilometer pun mampu ditempuh demi menuntut ilmu. Pulang pergi berarti 14 km. Memakan waktu 15 menit dalam perjalanan dengan sepeda motor atau kadang dengan mobil. Tergantung cuaca. Di TK nya, ada banyak kegiatan extra kurikuler seperti belajar komputer, bahasa Inggris, menari, berenang, dan marching band. Harapan saya, tenaga Andro yang hiperaktif mampu tersalurkan dengan mengembangkan bakat-bakatnya yang terpendam.

Bagi saya, pengembangan bakat di usia dini sangatlah penting karena dengan cepat bisa dilihat bakat mana yang paling menonjol. Sehingga, kita bisa memprioritaskan bakat mana yang paling fokus untuk dikembangkan berdasarkan minat yang besar pada anak. Ya, semoga saja anak saya mampu mengembangkan bakat-bakatnya sesuai dengan yang diminatinya. 

Wednesday, May 16, 2012

Dalam Diam, Kita Bicara...


Gambar dipinjam dari sini


Dalam diam, kita saling bicara..
Tanpa kata, tanpa pula aksara..
Tanpa suara..
Kita tak butuh itu semua..


Hanya mata..ya hanya mata yang kita punya..
Biarkan mata membaca apa yang ada di benak kita..
Menguraikannya satu demi satu hingga menjadi makna...
Makna yang kita pinta..


Hening, sunyi menjadi kebisuan kita yang bercengkrama..
Membahasakan apa yang kita rasa..
Memancarkan hasrat yang bukan pura-pura..
Dalam diam..semuanya hanya dalam diam..